Rahasia Keperkasaan Raja-raja Jawa



Rahasia Keperkasaan Raja-raja Jawa
Nur Azizah, Dody Handoko
Selasa, 23 Juni 2015, 06:11 WIB

VIVA.co.id - Aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang membahas cara mencapai kepuasan jasmani dan rohani dalam berhubungan intim. Dalam ilmu Asmaragama terdapat beberapa macam seni yang bisa mendorong semangat bercinta, serta memperoleh hasil keturunan yang sempurna. 

Dalam buku "Gatholoco, Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama" karya Dhamar Sasangka dibeberkan rahasia keperkasaan dan seni bercinta raja Jawa. Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia; Retna Dewi Lupitwati (yoni atau kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran).

Dalam Asmaragama selain gaya bercinta, terdapat beberapa ajaran cinta yang diambil dari filosofi Jawa, kehidupan raja-raja keraton. Ajaran itu antara lain, Asmaratantra yang mengajarkan pada pasangan suami istri bahwa harus ada perasaan berbeda ketika saling bersentuhan. Harus ada getaran di hati. Misalnya saat berciuman. Meski sudah lazim dipraktikkan sehari-hari, getaran cinta itu harus tetap ada dan dipertahankan.

Asmaraturida, sesekali setiap pasangan harus mengeluarkan guyonan lucu yang mengundang gelak tawa dan mencairkan suasana. Tak jarang guyonan bisa berakhir di ranjang Asmaranala.

“Kehidupan suami istri ialah kehidupan saling memberi dan menerima. Disenangkan dan menyenangkan. Kedua pihak harus saling pengertian,” ujar Masud Thoyib, Budayawan Jawa yang pernah menjabat sebagai Manager Budaya Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Berikutnya, asmaradana, mengajarkan kepada setiap pasangan agar mampu saling menyentuh hati pasangannya setelah menikah. Tak terbatas pada kata, kita juga bisa berkreasi lewat bunga dan hadiah-hadiah kecil lainnya.

Lalu asmaratura, menurut ajaran asmaratura, puji dan rayu dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang sangat lumrah dan penting untuk menjaga keharmonisan hubungan suami istri.

Pada zaman dulu, para raja harus bersemedi dan membersihkan diri sebelum melakukan hubungan intim dengan para permaisurinya. Ritual itu dilakukan tak lain sebagai bentuk persiapan. Asmaragama mengajarkan agar kedua pihak baik suami maupun istri saling menjaga dan membersihkan bagian intim sebelum berhubungan seksual.

“Sementara menunggu, permaisuri raja tak hanya diam. Mereka pun mempersiapkan diri untuk melayani raja dengan mandi, berdandan, dan menggunakan wangi-wangian,”kata Masud.

Raja Kasunanan Surakarta (Solo) atau memerintah tahun 1893-1939 yakni Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono X jumlah istrinya 45 orang dan putra putrinya berjumlah 68 orang. Ia mampu mengatur hubungan intim dengan selirnya. Konon semua istrinya mengaku puas akan keperkasaan Sinuhun Pakubuwono X. Kabarnya, PB X punya ramuan tentang kehebatan di ranjang.

Selain asmaragama seperti diuraikan di atas, ada rahasia keperkasaan ala raja-raja Jawa berupa ramuan. Raja jawa mempunyai resep kusus untuk melayani selirnya yang sampai puluhan orang. Resep ini didapat dari cerita tutur masyarakat tentang ramuan keperkasaan jaman Majapahit.

“Dihaluskan 40 butir merica, 40 lembar daun sirih serta 40 bawang lanang dan rebus lalu disaring. Cara menghaluskannya, tidak boleh diblender atau ditumbuk. Tapi dihaluskan dengan cara menggunakan layah dari batu. Setelah itu, diembunkan selama 1 malam lalu paginya diminum. Setiap hari diminum secara rutin," ucap Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Trowulan. 


© VIVA.co.id