Mengungkap Asal Nama Brawijaya



Mengungkap Asal Nama Brawijaya
Siti Ruqoyah, Dody Handoko
Jum'at, 3 Juli 2015, 06:44 WIB

VIVA.co.id - Nama Brawijaya, Raja Majapahit terakhir menjadi legendaris di masyarakat Jawa. Semua raja atau pemimpin setelahnya di bumi nusantara selalu dikaitkan sebagai keturunan Brawijaya V. 

Tetapi, nama Brawijaya ternyata masih menjadi misteri. Nama itu tidak pernah dijumpai di naskah Pararaton atau prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit.

Nama Brawijaya berasal dari kata Bhra Wijaya. Gelar bhra adalah singkatan dari bhatara, yang bermakna "baginda". Sedangkan gelar bhre yang banyak dijumpai dalam Pararaton berasal dari gabungan kata bhra i, yang bermakna "baginda di". Dengan demikian, Brawijaya dapat juga disebut Bhatara Wijaya.

“Ada beberapa versi tentang raja yang bernama Brawijaya V. Dalam cerita tutur masyarakat berdasarkan Babad Tanah Jawi memang tidak terlalu jelas tentang Brawijaya, itu nama gelar atau nama seseorang,” ujar Budayawan Trowulan, Dimas Cokro Pamungkas.

Brawijaya V dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kandha, diberitakan wafat pada tahun 1478 M akibat serbuan salah satu putranya, Raden Patah. Serat Kandha menyebut Brawijaya V sebagai putra pasangan Damarwulan dan Kencanawungu. Pasangan ini sebenarnya adalah Wikramawardhana dan Kusumawardhani.

Keturunan mereka yang menjadi raja Majapahit adalah Sri Suhita dan Wijaya Parakrama Wardhana dyah Kertawijaya, bertahta 1447 M-1451 M. Berdasarkan urutan raja Majapahit setelah Raden Wijaya, Kertawijaya menempati urutan 5. Maka Kertawijaya disebut sebagai Brawijaya V. 

Berdasarkan prasasti Jiyu 1486 M, yang menjadi raja Majapahit adalah Girindrawardhana dyah Ranawijaya, putra bungsu Rajasawardhana dyah Wijayakumara. Dyah Ranawijaya keturunan keenam Raden Wijaya dan Rajapatni dyah Gayatri. Karenanya dapat dikatakan sebagai Brawijaya.

Ini diperkuat catatan Tome Pires, pengembara Portugis yang datang ke Jawa Timur pada 1513 M dan berdiam di Malaka, 1512 M-1515 M, menulis kisah perjalanannya dalam buku Suma Oriental atau Catatan Dunia Timur. Tome Pires menulis, raja Jawa saat itu adalah Batara Vigiaya, dan raja sebelumnya adalah Batara Mataram yang menggantikan ayahnya, Batara Sinagara.

“Tokoh ini lah yang dimaksud Tome Pires sebagai Batara Vigiaya. Ranawijaya yang pernah menjadi Bhre Kertabhumi ini pantas disebut Brawijaya V,” ujarnya.

Teori lain berdasarkan naskah kronik China yang ditemukan dalam kuil Sam Po Kong di Semarang yang mengisahkan akhir Kerajaan Majapahit sampai berdirinya Kerajaan Pajang.

Dikisahkan, raja terakhir Majapahit bernama Kung-ta-bu-mi. Salah satu putranya bernama Jin Bun yang dibesarkan oleh Swan Liong, putra Yang-wis-si-sa dari seorang selir China. Pada tahun 1478, Jin Bun menyerang Majapahit dan membawa Kung-ta-bu-mi secara hormat ke Bing-to-lo.

Kung-ta-bu-mi merupakan ejaan China untuk Bhre Kertabhumi. Jin Bun dari Bing-to-lo adalah Panembahan Jimbun alias Raden Patah dari Demak Bintara. Swan Liong identik dengan Arya Damar.


Menguak Kisah Mistis Soeharto Pilih Menteri Pakai Wangsit
Sedangkan Yang-wi-si-sa bisa berarti Hyang Wisesa alias Wikramawardhana , atau bisa pula Hyang Purwawisesa. Keduanya sama-sama pernah menjadi raja di Majapahit.

Pada 1486, Nyoo Lay Wa tewas karena unjuk rasa penduduk pribumi. Maka, Jin Bun pun mengangkat iparnya, yaitu Pa-bu-ta-la, menantu Kung-ta-bu-mi, sebagai bupati baru.

Tokoh Pa-bu-ta-la identik dengan Prabu Nata Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya dalam prasasti Jiyu 1486. Jadi, menurut berita China tersebut, Dyah Ranawijaya alias Bhatara Wijaya adalah saudara ipar sekaligus bupati bawahan Raden Patah. Dengan kata lain, Bhra Wijaya adalah menantu Bhre Kertabhumi menurut kronik China.

Versi lain lagi, dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “Sirna hilanglah kemakmuran bumi”.

Namun yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi, atau Brawijaya V, raja ke-11 Majapahit oleh Girindrawardhana.

© VIVA.co.id