Wanita yang Tidak Pantas Dinikahi dalam Islam


Oleh: Dimas Cokro Pamungkas

Adapun wanita yang kurang layak dinikahi atau kurang dianjurkan untuk dinikahi adalah:

Wanita Yang Bersifat Ananah
Yaitu wanita yang banyak merintih (sering sakit), banyak mengeluh dan mengaduh, tipe wanita seperti ini mudah membawa kegelisahan pada suaminya, sehingga tak tercipta ketenangan dalam berkeluarga.

Wanita Yang Bersifat Mananah
Yaitu wanita yang suka mengungkit-ungkit pemberian atau pertolongan pada sang suami, tipe wanita seperti ini akan merendahkan, menghinakan, serta melecehkan harkat dan martabat sang suami.

Wanita Yang Bersifat Hananah
Yaitu wanita yang sangat penyayang, tapi yang disayangi adalah kekasih atau mantan suaminya yang lalu, dan sifat sayang itu masih dipelihara dan ditunjukkan pada suami barunya, seakan-akan suami barunya tidak ada artinya di mata dia. kebanyakan sifat ini dimiliki janda daripada gadis, karena janda sudah pernah hidup dengan laki-laki lain, maka dia dengan mudah membanding-bandingkan, terutama bila dia menganggap si mantan lebih baik daripada suami yang baru.

Wanita Yang Bersifat Hadaqah
Yaitu wanita yang suka melempar pandangan terhadap segala sesuatu yang dia senangi, kalo di implementasikan pada wanita zaman sekarang mungkin ini yang bisa disebut wanita "lapar mata", apa yang dilihat dan disuka ingin dibeli, tak berfikir bagaimana keuangan sang suami, hanya memikirkan suka bahkan gengsi.

Wanita Yang Bersifat Baraqah
Arti baraqah disini ada 2 yaitu:
  1. Wanita yang setiap hari mengkilapkan wajahnya sehingga terlihat cantik dimata orang
  2. Wanita yang marah dia tidak mau makan kecuali lagi sendiri dan membuang makanan itu

Dua pengertian diatas sangat berbahaya, bila wanita suka merias diri untuk dilihat laki-laki lain biar terlihat cantik maka disitu awal ketidak beresan rumahtangga, begitu pula bila wanita marah dan tidak mau makan dan membuang makanan itu, berarti dia tidak menghormati jerih payah bagaimana proses makanan itu bisa sampai dihadapan dia, hal seperti ini sangat menyiksa batin suami, karena seperti dilecehkan dan jerih payah mencari nafkah tidak dihargai.

Wanita Yang Bersifat Shadaqah
Yaitu wanita yang cerewet, banyak omong, buruk lisan, sehingga dari omonganya banyak timbul fitnah dan pertengkaran, wanita model ini sangat berbahaya bagi keluarga, karena memungkinkan menyebarkan keburukan suami, keburukan rumahtangga, sehingga keharmonisan tak tercipta.

Wanita Yang Bersifat Mukthali'ah
Yaitu wanita yang setiap saat minta cerai pada suaminya tanda ada permasalahan besar, terlalu mudah mengeluarkan niat perpisahan, wanita tipe seperti ini akan menjauhkan angan-angan rumah tangga yang langgeng.

Wanita Yang Bersifat Mubariyah
Yaitu wanita yang senantiasa membanggakan dirinya dihadapan orang lain, bisa menyombongkan kecantikannya, kariernya, harta benda dan hal-hal yang berbau duniawi, tidak mau diberi nasihat suami, sebaliknya, bila memberi nasihat suami harus diterima, sifat seperti ini akan menyulitkan suami untuk memimpin rumahtangganya.

Wanita Yang Bersifat Ahirah
Yaitu wanita yang ahli maksiat, durhaka dan fasiq dan kefasiaqannya itu telah dikenal dikalangan teman karibnya, wanita yang tak mau terikat norma-norma agama dan akhlak yang mulia, sehingga sepak terjangnya lebih mengarah ke keburukan daripada kebaikan.

Wanita Yang Bersifat Nasyiz
Yaitu wanita yang suka menentang, berbuat durhaka pada suaminya, baik lewat perkataan maupun perbuatan. Tingkah laku seperti ini akan meresahkan hati suami sehingga sang suami tidak tentram dan merasa terhina.

Wanita Syuhbarah
Yaitu wanita yang kelabu matanya dan buruk lisannya karena lisan buruk akan menjadi sumber fitnah dan kerusakan.

Wanita Luhbarah
Yaitu wanita yang tinggi kurus dan sakit-sakitan, yang akan malas bekerja dan merepotkan suami, sehingga suami tak fokus mencari nafkah.

Wanita Nuhbarah
Yaitu wanita yang pendek tubuhnya (cebol) dan jelek ahlaknya, tanpa ada kelebihan, beda cerita bila pendek tubuhnya tapi baik akhlaknya.

Wanita Lufut
Yaitu wanita yang mempunyai anak dari laki-laki lain (mantan suaminya), maksudnya adalah janda beranak, karena kebanyakan janda beranak lebih mengedepankan kelangsungan hidupnya dan anaknya daripada cintanya pada laki-laki yang dinikahinya, tapi hal ini tidak berlaku bagi janda yang bisa membagi kasih sayangnya pada anak dan suami barunya. (sekali lagi saya tekankan dalam kasus ini kebanyakan lho nggih... tidak seluruhnya... nanti saya didemo ibu-ibu janda dan kaum wanita...)

Sumber:
Kitab Uqudul Jaid; Qurratul Uyun; Fathul Muin, Bab Nikah


Qurrota A'yun Psychology Consultant
Jln Ry Semen No.50 Wangkalkepuh Gudo Jombang
Asuhan Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas) 081559551234

Wanita Yang Pantas Dinikahi Menurut Islam

Gus Dimas
Oleh: Dimas Cokro Pamungkas

Tidak semua wanita bisa dan pantas kita pilih sebagai pendamping hidup, tidak asal cantik, tidak asal sexy, tidak asal pintar dan berpendidikan, tapi masih banyak faktor selain itu yang perlu kita pertimbangkan, butuh kita lihat bibit, bebet dan bobot si wanita tersebut, karena dia adalah calon ibu dari anak-anak kita, calon pencipta penerus kita, jadi kualitas masa depan sebuah keluarga diawali dari pemilihan pasangan wanita kita, bila salah pilih masa depan taruhannya, tapi bila hati-hati dalam memilih apalagi memilihnya dilandasi dan berpedoman ajaran Islam, insya Allah kita bisa ciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, amien...

Al Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumuddin merinci wanita yang pantas dinikahi sebagai berikut:

Wanita Dayyinah
Yaitu wanita yang kuat agamanya, yang kuat budinya, berdasarkan hadits Muttafaq Alaih: "Ambillah wanita yang beragama (taat menjalankan ajaran agamanya)" (Fathul Muin, hal 99)

Wanita Solehah
Yaitu wanita yang taat menjalankan ajaran agamanya, berakhlak mulia dan menjaga dirinya dari perbuatan tercela dan maksiat.

Dalam Fathul Muin hal 99, wanita solehah dikatakan adalah wanita yang tahu hak dan kewajibannya sebagai istri, menjalankan ajaran agamanya dengan benar dan berakhlakul karimah.

Wanita Berbudi Mulia
Adalah wanita yang menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia, dalam tutur kata dan tingkah laku selalu dikendalikan berdasarkan sunah Rasulullah SAW, ia akan slalu menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang bisa merendahan dirinya sebagai muslimah.

Wanita Cantik Wajahnya
Adalah wanita yang mempunyai paras cantik, menawan, dan elok untuk diliat, tapi dilarang memilih menikahi wanita semata-mata karena cantiknya tanpa memikirkan agamanya, karena ditakutkan akan merendahkan keselamatan agamanya.

Wanita yang Maharnya Ringan
Artinya wanita yang dinikahi itu rela menerima mahar yang sedikit dalam pernikahan dari laki-laki yang menikahinya. Seperti hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas ra "Sebaik-baik wanita adalah wanita yang cantik parasnya dan murah maharnya"

Wanita yang Bisa Melahirkan
Artinya wanita yang bisa anak dari benih suaminya yang sah berdasarkan hukum syar'i.

Bagaimana cara melihat wanita bisa beranak apa tidak?
menurut Al Ghazali dalam Ihya' Ulumuddin agar memperhatikan masa muda wanita tersebut dan memperhatikan kesehatan wanita tersebut, sementara Syeh Zainuddin bin Abd Azis Al Maliiariy dalam kitab Fathul Mu'in melihat wanita bisa memberi keturunan atau tidak bisa dilihat dari kerabatnya.

Kenapa Rasullullah SAW menyuruh emilih wanita yang bisa beranak? karena wanita itu bisa melanjutkan keturunan suaminya, terlebih lagi untuk memperbanyak umat, dengan banyak umat yang siar Islam semakin kuat pula agama Islam di bumi Allah ini, lebih-lebih lagi bila anak yang dilahirkan shalih, maka doa anak shalih ini yang bisa menolong orang tuanya kelak di akhirat.

Wanita yang Masih Gadis
Adalah wanita yang masih perawan, yang belum pernah melakukan persetubuhan, kenapa?
ada 3 faktor:
1. Dia sangat menyayangi suaminya, ebi mengutamakan cintanya pada suami daripada yang lain
2. Si laki-laki semakin cinta, karena sifatdasar laki-laki yang tidak suka wanitanya tersentuh rang lain
3. Wanita yang masih gadis akan merindukan kehadiran suaminya yang pertama, pada dasarnya cinta yang mendalam itu terjadi pada cinta pertama.

Wanita yang Bernasab Mulia
Adalah wanita yang berasal dari keluarga yang taat menjalankan agama (dari keturunan ulama' atau orang-orang shalih) (Kitab Fathul Mu'in, hal 99)

Sebab orang tua yang shalih akan mendidik anaknya dengan baik, terutama bab agama dan akhlaq, dallam kehidupan berumahtangga mereka menggunakan ajaran agama sebagai pedoman, dan sebaliknya bila orang tua yang beragama rendah, maka dia tidak mengutamakan pendidikan agama dan akhlak bagi putra putrinya, bisa saja urusan harta dan tahta yang jadi kiblatnya dalam menjalankan roda rumahtangga, kalau wanita sudah didik dengan ajaran seperti ini, bahaya bagi anda yang merencanakan rumahtangga dengannya.

Wanita Bukan dari Kerabat Dekat
Yang dimaksud wanita dari kerabat dekat disini adalah saudara sepupu, dari pihak ayah maupun ibu. Kenapa? karena laki-laki kurang bernafsu dengan wanita yang masih ada hubungan kekerabatan, dengan kurangnya nafsu akan mempengaruhi kualitas bibit dan keturunanya kelak.

Sekali lagi saya tekankan, betapa pentingnya memilih wanita yang tepat sebagai pendamping, karena dari dialah anak-anak calon penerus keluarga ngnmhdilahirkan, dari wanita pula pendidikan dini anak-anak ditanamkan, dan wanita juga bisa memberi pengaruh positif maupun negatif bagi pasangannya, makanya tidak salah memang kalau ada ungkapan yang mengatakan: "disamping laki-laki yang hebat, pasti ada wanita yang hebat pula", karena posisi wanita disitu sebagai pembisik, pengingat dan pesupport pasangannya.


Qurrota A'yun Psychology Consultant
Jln Ry Semen No.50 Wangkalkepuh Gudo Jombang
Asuhan Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas) 081559551234

Rukun, Syarat & Wali Nikah (Islam)

Oleh: Dimas Cokro Pamungkas

Rukun Nikah:
  1. Calon Istri
  2. Calon Suami
  3. Wali
  4. Dua Orang Saksi
  5. Shighat (Ijab – Qabul) (Fathul Mu’in  99)


Syarat Nikah:

Syarat Calon Suami
  1. Bukan muhrim dari calon istri
  2. Atas kemauan sendiri, bukan pakssaan
  3. Jelas orangnya
  4. Tidak sedang menunaikan ihram

Syarat Calon Istri
  1. Tidak berhalangan syar’i (tidak bersuami, bukan muhrim calon suami, tidak di masa iddah)
  2. Atas kemauan sendiri
  3. Jelas orangnya
  4. Tidak sedang ihram

Syarat Wali
  1. Islam, tidak sah kafir jadi walinya perempuan (Fathul Qaribil Mujib, hal 11)
  2. Laki-laki
  3. Baligh
  4. Berakal shat
  5. Tidak terpaksa
  6. Adil (bukan fasiq)
  7. Tidak sedang ihram

Syarat Saksi
  1. Islam
  2. Laki-laki
  3. Baligh
  4. Berakal sehat
  5. Adil (bukan fasiq)
  6. Dapat mendengar dan melihat
  7. Tidak terpaksa
  8. Paham Bahasa Ijab Qobul
  9. Tidak sedang ihram


Berbagai Macam Wali Nikah

Wali Nikah
Adalah Ayah, bila ayah tidak ada baik riil/formil maka ayahnya ayah (kakek) dan terus keatas.

Syarat Menjadi Wali:
  1. Islam
  2. Baligh
  3. Berakal sehat
  4. Merdeka, bukan budak
  5. Laki-laki
  6. Adil (bukan fasiq)

Wali Hakim
Adalah yang menjadi wali seorang wanita yang tidak mempunyai wali, kebolehan wali hakim ini adalah dalam menikahkan wanita yang telah baligh yang sewaktu akad nikah ada dalam kewaliannya.

Wali Mujbir
Adalah Ayah dan Kakek
Ayah dan kakek bisa menikahkan anak gadisnya atau janda yang belum pernah digauli, sedangkanjanda yang sudah digauli maka tidak boleh bagi walinya untuk menjodohkan kecuali sesudah dewasa dan dia membri ijin dengan ucapan, tidak cukup dengan diam. (Fathul Muin, hal 103-104)

Wali Khash
Yaitu wali Nasab atau Wala', atau wali-walinya yang lebih dekat tidak ada di tempat sejauh (radius) dua murhalah, serta tidak ada wakilwalinya itu yang datang di tempat pernikahan.

Wali Mayit
Yang lebih dekatnya ahli kepada mayit



Qurrota A'yun Psychology Consultant
Jln Ry Semen No.50 Wangkalkepuh Gudo Jombang
Asuhan Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas) 081559551234

Nikah: Hukum Pernikahan Islam

Gus Dimas
Oleh: Dimas Cokro Pamungkas


Menurut pandangan syari'ah ada lima hukum dasar pernikahan, kelima hukum tersebut sangat erat hubunganya dengan jatidiri dan emampuan seseorang mengenai fisik, psikis dan materi,

1. Wajib
Wajib hukumnya bagi orang yang mengharapkan keturunan, agar dia tidak terjebak dalam perzinahan, untuk tipe alasan seperti ini, suka ataupun tidak, hukumnya wajib bagi dia untuk menikah. meskipun dengan pernikahan itu nanti bisa menyebabkan terputusnya amalan ibadah sunah.

2. Makruh
Makruh menikah bagi orang yang tidak menyukai pernikahan dan tidak menghendaki atau tidak memiliki keinginan mempunyai keturunan, disamping itu nanti bisa menyebabkan terputusnya amalan ibadah sunah.

3. Mubah
Menikah jadi mubah bila orang yang bersangkutan tidak takut terjebak zina, tidak tertarik memiliki keturunan, dan pernikahannya tidak menyebabkan terputusnya amalan ibadah sunah.

4. Haram
Pernikahan jadi aram bila menyakiti pasangan, seperti impoten, frigid, kelainan sex, tidak mampu memberi nafkah lahir batin, meskipun menika dengan berlandaskan cinta, menjauhi dosa zina dan mendapatkan keturunan.

5. Sunah
Pernikahan menjadi sunah bagi laki-laki Ta'iq, yaitu laki-laki yang sudah mampu secara finansial, kuat sekali keinginanya untuk bersetubuh, kuat sekali keinginan untuk punya keturunan. meskipun ia disibukkan dengan urusan beribadah. hukum ini juga berlaku bagi perempuan.

Ibnu Urfah menambahkan dalam bentuk lain tentang wajibnya menikah bagi perempuan, yaitu lemahnya si perempuan dari kekuatan dirinya serta tidak adanya yang melindungi dirinya selain dengan menikah. (Qurrotul Uyun, hal 8)


Qurrota A'yun Psychology Consultant
Jln Ry Semen No.50 Wangkalkepuh Gudo Jombang
Asuhan Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas) 081559551234

Sirine Tanda Buka Puasa Tradisi Unik Warga Jombang


Foto: Tamam Mubarrok
Jombang - Tanda waktu berbuka puasa biasanya ditentukan dengan bedug dan adzan maghrib. Namun, di Jombang waktu berbuka dan imsak ditandai dengan suara sirine sebelum surau masjid berkumandang.

Lebih uniknya lagi, bagi warga sekitar tak akan berbuka puasa jika sirine tak berbunyi, meski beberapa mushala dan masjid telah adzan. Tradisi unik ini berada di Alun-alun Jombang dan dipercaya warga hingga radius belasan kilometer.

Sirine ini berada di sebuah menara bekas pos penjagaan serdadu Belanda pada zaman kolonial. Berada di ketinggian sekitar 10 meter, sirine ini kerap disebut warga sebagai suling buka puasa.

Bahkan, bangunan yang terletak di pojok Alun-alun Kota Santri ini sangat dipercaya sebagai penanda waktu berbuka puasa ketimbang adzan maghrib. Jika matahari mulai berada di ufuk barat, warga mulai berkerumun dan menunggu berbuka puasa di bawah menara ini.

"Tak tahu kenapa dari dulu warga sini lebih percaya sirine ini dibandingkan adzan. Mungkin lebih unik," kata Fatkhurrohman (27), warga setempat, Rabu (27/7/2012).

Sirine ini sendiri dibangun sudah puluhan tahun silam. Sirine ini dikelola oleh Pemkab Jombang dengan dua operator. Biasanya, operator akan membunyikan sirine ini setelah memasuki waktu maghrib dan beberapa menit kemudian adzan maghrib dimulai.

"Kalau dibunyikan, warga pasti langsung berbuka puasa. Sebab, sudah dipastikan memasuki waktu maghrib," kata Anton (23), operatos sirine.

Selain berada di alun-alun, menara sirine ini juga berada di Gang Suling, Jalan Ahmad Yani. Jika dibunyikan, radius belasan kilometer akan terdengar.
(fat/fat/Detik.com)


Perampokan di Jombang Tewaskan Seorang Penjaga Gudang


Foto: Tamam Mubarrok

Jombang - Aksi perampokan sadis terjadi Jombang. 2 Perampok babak belur setelah kepergok menyatroni gudang snack di Jalan Gatot Subroto No 112. Aksi perampokan itu menewaskan Jayadi (38), seorang penjaga gudang.

Pantauan detiksurabaya.com, Minggu (22/7/2012) malam, salah seorang perampok nyaris tewas. Bahkan karena warga beringas, salah seorang polisi sempat terluka saat mencoba mengevakuasi dua perampok ke Mapolres Jombang.

Sejumlah saksi di lokasi mengatakan, aksi perampokan ini terjadi pada saat warga hendak melaksanakan salat tarawih. Aksi pelaku yang diketahui bernama Doni asal Pasuruan serta Erwin warga Mojokerto kepergok warga setelah terdengar jeritan.

Warga mendengar suara jeritan dari dalam rumah korban. Beberapa warga yang curiga, kemudian mendatangi asal suara jeritan tersebut dan kemudian memergoki salah satu korban sedang dipukuli para pelaku.

Warga yang datang, lantas beramai-ramai mendobarak pintu rumah dan menghajar para pelaku yang hendak melarikan diri. "Warga sini melihat pelaku membantai sadis. Kita langsung menghajar pelaku saat itu juga," kata Maman, saksi mata di lokasi.

Sementara itu, dua korban itu yakni Masyitoh (33) Alan Maulan (7), langsung dilarikan ke IGD RSUD Jombang untuk mendapat perawatan. Sedangkan Jayadi menghembuskan nafas dalam perjalanan ke rumah sakit karena menderita luka serius dibagian kepala akibat sabetan benda tajam.

Hingga saat ini, warga masih bersiaga di lokasi kejadian. Sementara beberapa polisi langsung membawa kedua pelaku beserta sejumlah barang bukti milik pelaku, yakni golok dan motor pelaku. Belum ada pernyataan dari polisi perihal kejadian ini.
(gik/gik/detik.com)


Doa Paling Utama

Gus Dimas
Manusia memiliki fitrah cinta harta, anak, istri, dan kenikmatan hidup dunia. Jika bisa memilih, manusia lebih senang bergelimang harta, anak, dan istri daripada hidup miskin, banyak hutang, dan kesusahan. Islam sendiri memperbolehkan umatnya untuk memohon kepada Allah banyak harta, anak, istri, dan kenikmatan hidup duniawi lainnya.

Nabi SAW sendiri pernah mendoakan para sahabat agar dikaruniai banyak anak, kekayaan, panjang umur, banyak ilmu, dan kenikmatan hidup dunia maupun akhirat lainnya. Nabi SAW juga memohon kepada Allah SWT kemenangan dalam peperangan-peperangan yang beliau terjuni. Beliau SAW juga memohon banyak perkara dunia dan akhirat, dan hal itu disebutkan dalam hadits-hadits shahih.

Doa agar dikaruniai banyak harta dan anak adalah hal yang disyariatkan dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : (( دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَمَا هُوَ إِلا أَنَا وَأُمِّي وَأُمُّ حَرَامٍ خَالَتِي فَقَالَ : قُومُوا فَلأُصَلِّيَ بِكُمْ ، فِي غَيْرِ وَقْتِ صَلاةٍ ، فَصَلَّى بِنَا ، ثُمَّ دَعَا لَنَا أَهْلَ الْبَيْتِ بِكُلِّ خَيْرٍ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، فَقَالَتْ أُمِّي : يَا رَسُولَ اللَّهِ خُوَيْدِمُكَ ادْعُ اللَّهَ لَهُ ، قَالَ : فَدَعَا لِي بِكُلِّ خَيْرٍ وَكَانَ فِي آخِرِ مَا دَعَا لِي بِهِ أَنْ قَالَ : اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ ))
Dari Anas bin Malik RA berkata: "Nabi SAW mengunjungi rumah kami, dan saat itu yang berada di rumah hanyalah saya, ibuku, dan bibiku Ummu Haram. Beliau SAW bersabda: "Shalatlah kalian, aku akan memimpin kalian shalat!" Saat itu bukanlah waktu untuk melaksanakan shalat wajib. Maka beliau mengimami kami (shalat sunah), kemudian beliau mendoakan untuk kami sekeluarga seluruh kebaikan di dunia dan akhirat.
Ibuku berkata: "Wahai Rasulullah, pembantu cilikmu ini, berdoalah kepada Allah untuk kebaikannya!" Maka Nabi SAW mendoakan untukku semua bentuk kebaikan. Di akhir doanya, beliau SAW berdoa: "Ya Allah, perbanyaklah hartanya dan anaknya, dan berkahilah untuknya!" (HR. Bukhari no, 6203, Muslim no. 1055, Tirmidzi no. 217, Nasai no. 859, dan Abu Daud no. 517)

Berdoa agar dijadikan orang yang banyak ilmu juga disyariatkan dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : (( ضَمَّنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ ))
Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Rasulullah SAW merangkul saya dan berdoa ‘Ya Allah, ajarkanlah kepadanya Al-Kitab (Al-Qur'an)." (HR. Bukhari no. 75, Muslim no. 4526, dan Tirmidzi no. 3760)

Berdoa agar mata pencahariannya diberkahi juga disyariatkan dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (( اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مِكْيَالِهِمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ وَمُدِّهِمْ يَعْنِي أَهْلَ الْمَدِينَةِ ))
Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW berdoa: "Ya Allah, berkahilah bagi penduduk Madinah timbangan mereka! Berkahilah bagi penduduk Madinah sha' (takaran sebanyak empat tangkupan dua telapak tangan orang dewasa, sekitar 2,5 kg) dan mud (takaran sebanyak tangkupan dua telapak tangan orang dewasa, sekitar 6 ons) mereka!" (HR. Bukhari no. 2130)

Dalam hadits shahih juga disebutkan kebolehan mengharapkan panjang umur dan kelapangan rizki:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (( مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ ))
Dari Anas bin Malik RA berkata: "Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa senang apabila rizkinya dilapangkan dan usianya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambung tali kekerabatan." (HR. Bukhari no. 2067, Muslim no. 4638, dan Abu Daud no. 1443)

***

Sekalipun seorang muslim boleh berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai banyak harta, anak, istri, suami, dan kenikmatan hidup duniawi lainnya; Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk memohon kepada Allah SWT permohonan yang lebih utama dan mulia daripada semua kenikmatan duniawi tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh hadits yang shahih:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : (( قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ زَوْجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "اللَّهُمَّ أَمْتِعْنِي بِزَوْجِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَبِأَبِي أَبِي سُفْيَانَ ، وَبِأَخِي مُعَاوِيَةَ" ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَدْ سَأَلْتِ اللَّهَ لآجَالٍ مَضْرُوبَةٍ ، وَأَيَّامٍ مَعْدُودَةٍ ، وَأَرْزَاقٍ مَقْسُومَةٍ ، لَنْ يُعَجِّلَ شَيْئًا قَبْلَ حِلِّهِ ، أَوْ يُؤَخِّرَ شَيْئًا عَنْ حِلِّهِ ، وَلَوْ كُنْتِ سَأَلْتِ اللَّهَ أَنْ يُعِيذَكِ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ أَوْ عَذَابٍ فِي الْقَبْرِ كَانَ خَيْرًا وَأَفْضَلَ ))
Dari Abdullah bin Mas'ud RA berkata: "Ummu Habibah RA istri Nabi SAW pernah berdoa: "Ya Allah, berilah aku kebahagiaan dengan suamiku Rasulullah SAW, bapakku Abu Sufyan, dan saudaraku Mu'awiyah." Maka Nabi SAW menegurnya: "Engkau telah memohon kepada Allah waktu-waktu (usia) yang telah ditetapkan, hari-hari yang telah ditentukan, dan rizki-rizki yang telah dibagi. Allah SWT sekali-kali tidak akan menyegerakan sesuatu hal sebelum waktunya tiba dan Allah sekali-kali tidak akan menunda sesuatu jika telah tiba waktunya yang telah ditetapkan. Jika engkau meminta kepada Allah SWT agar Allah melindungimu dari adzab neraka atau adzab kubur, maka hal itu lebih baik dan lebih utama bagimu."
(HR. Muslim no. 4814 dan Ahmad no. 3517)

Nabi SAW mengutamakan untuk dirinya sendiri dan anggota keluarganya kebaikan akhirat atas kebaikan duniawi, meskipun memohon kedua kebaikan tersebut sama-sama disyariatkan dalam Islam. Apalah nilainya banyak harta, anak, istri, dan fasilitas hidup duniawi lainnya jika di akhirat tidak selamat dari adzab kubur dan adzab neraka? Jika selamat dari adzab kubur dan adzab neraka, niscaya semua kesusahan hidup di dunia tidak akan ada rasanya sedikit pun di akhirat. Semuanya terasa ringan, bahkan tidak terasa dan teringat sedikit pun.
Di sinilah rahasia kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Oleh karenanya, Nabi SAW menasehati istrinya bahwa selamat di alam kubur dan alam akhirat itu ‘lebih utama dan lebih baik' dari nikmat suami yang shalih (sekalipun suami itu Rasulullah SAW, makhluk yang paling mulia dan dicintai oleh Allah SWT), orang tua yang shalih, dan saudara kandung yang shalih.

Dalam hadits shahih dijelaskan bahwa ketika istri-istri Nabi SAW meminta tambahan uang belanja dapur, Nabi SAW memberi sanksi mereka dengan tidur di ‘ruang sekretariat' masjid selama satu bulan penuh, tanpa tidur di rumah para istri beliau. Hal itu sampai menimbulkan rumor bahwa Nabi SAW menceraikan istri-istri beliau. Untuk memastikan kebenaran berita tersebut, sahabat Umar bin Khathab RA meminta izin untuk menemui Nabi SAW. Umar RA bercerita:
"Saya masuk ke ruangan Rasulullah SAW. Beliau saat itu sedang berbaring di atas sebuah tikar, maka saya duduk. Beliau merapatkan syal beliau, dan beliau tidak mengenakan selimut apapun selain syal tersebut. Ternyata anyaman tikar itu membekas pada lambung beliau. Pandangan mataku tertuju kepada lemari Rasulullah SAW. Di dalam lemari itu saya hanya mendapati tepung gandum sebanyak kira-kira satu sha'. Di pojok ruangan, saya juga melihat tepung gandum dalam bakul anyaman daun. Ada juga kulit yang telah disamak, digantung di dinding. Maka meneteslah air mataku.
Rasulullah SAW bertanya, "Kenapa engkau menanggis, wahai Ibnu Khathab?" Aku menjawab, "Wahai nabi Allah, bagaimana saya tidak menangis sedangkan anyaman tikar ini membekas di kulit Anda. Di lemari Anda, saya hanya melihat tepung gandum ini. Padahal Kaisar Romawwi dan Kisra Persia hidup bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai. Anda adalah Rasul Allah dan makhluk pilihan-Nya, namun lemari Anda seperti ini."
Maka Rasulullah SAW menjawab,
يَا ابْنَ الْخَطَّابِ أَلا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَنَا الآخِرَةُ وَلَهُمْ الدُّنْيَا ، قُلْتُ : بَلَى
"Wahai Ibnu Khathab, apakah engkau tidak rela jika bagian kita adalah kenikmatan akhirat dan bagian mereka adalah kenikmatan dunia?"
Saya menjawab, "Tentu saya rela." (HR. Muslim no. 2704, juga diriwayatkan oleh Bukhari dan lain-lain dengan lafal yang mirip)

Dalam hadits yang lain dijelaskan:


وعَنْ عَائِشَة رضي الله عنها قالت : (( دَخَلَتْ عَلَيَّ اِمْرَأَة فَرَأَتْ فِرَاش النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبَاءَة مَثْنِيَّة ، فَبَعَثَتْ إِلَيَّ بِفِرَاشٍ حَشْوه صُوف ، فَدَخَلَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَآهُ فَقَالَ : رُدِّيهِ يَا عَائِشَة ، وَاَللَّه لَوْ شِئْتُ أَجْرَى اللَّه مَعِي جِبَال الذَّهَب وَالْفِضَّة ))
Dari Aisyah RA berkata: "Seorang wanita bertamu ke rumahku, maka ia melihat kasur Rasulullah SAW terbuat dari kain yang dibelah dua. Maka ia mengirimkan kepadaku sebuah kasur yang berisikan bulu domba. Suatu ketika Rasulullah SAW masuk ke rumahku dan melihat kasur hadiah yang empuk tersebut, maka beliau SAW bersabda: "Kembalikanlah kasur empuk itu, wahai Aisyah. Demi Allah, jika aku mau, niscaya Allah akan menggelontorkan kepadaku gunung emas dan perak." (HR. Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwah dan Abu Syaikh dalam ats-Tsawab. Hadits ini dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib. Hadits ini memiliki banyak hadits penguat dengan lafal yang mirip)

Saudaraku yang tercinta, muslimin dan muslimat…
Jika Anda memohon kepada Allah SWT limpahan nikmat berupa kelapangan harta, anak shalih, istri shalihat atau suami shalih, kesehatan, kepandaian, dan beragam kenikmatan duniawi lainnya…
Janganlah Anda lupa untuk memohon kepada Allah SWT nikmat yang lebih agung dan lebih utama…
Itulah nikmat akhirat, yaitu keselamatan dari siksa kubur dan siksa neraka….
Semoga Allah SWT menyelamatkan kita semua dari kedua siksa akhirat tersebut.

Wallahu a'lam bish-shawab

Diolah dari kitab Ad-Du'a karya syaikh Muhammad Sa'ad Abdud Daim hafizhahullah
(muhib al-majdi)

Rindu Ramadhan

Gus Dimas
Merupakan suatu anugerah nikmat yang luar biasa, apabila kita masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup, beraktivitas, dan beribadah di bulan suci Ramadhan yang penuh dengan keagungan, kemuliaan, dan keberkahan.

Betapa tidak, suasana Ramadhan adalah suasana kebatinan, suasana spiritual, suasana rohani, dan suasana samawi. Wajah-wajah orang yang berpuasa yang penuh dengan keikhlasan adalah wajah-wajah calon ahli surga, insya Allah. Wajah yang menggambarkan ketundukan dan kepatuhan pada aturan Allah SWT.

Siap melaksanakan perintah-Nya dan siap pula bersegera meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Sikapnya hanya satu “sami’na wa atho’na” (kami mendengar dan kami siap melaksanakan).

Allah SWT berfirman dalam QS An-Nur [24] ayat 51-52: ”Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
(QS An-Nur [24]: 51-52).

Ramadhan 1433 H ini menjadi momentum bagi kita untuk meningkatkan amal ibadah sekaligus menumpahkan kerinduan akan kedatangan Ramadhan. Ramadhan merupakan tamu agung, istimewa, dan mulia. Kedatangannya senantiasa memberikan rasa damai, indah, dan kebahagiaan.

Kami rindu untuk segera bertemu denganmu. Rindu karena Ramadhan adalah bulan pendidikan dan training untuk menjadikan kita semua orang-orang yang semakin meningkat ketakwaannya.

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS Al-Baqarah [2]: 183). Takwa adalah indikator utama kemuliaan seseorang dan suatu bangsa (QS Al-Hujurat [49] ayat 13), sekaligus indikator yang akan mengundang turunnya keberkahan dari langit dan munculnya keberkahan dari bumi.

Perhatikan firman-Nya dalam QS Al-A’raf [7] ayat 96: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Mari kita persiapkan mental, fisik, dan ilmu pengetahuan untuk mengisi bulan suci Ramadhan 1433 H dengan penuh kerinduan dan kekhusyukan dalam mencari keridaan Allah. Kita isi hari-harinya dengan ibadah-ibadah yang dianjurkan, seperti membaca Alquran, berzikir, memperbanyak shalat sunah, dan bersedekah.

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan keimanan, serta mengharapkan ridha Allah, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari). Semoga Allah SWT senantiasa menerima segala amal ibadah kita. Amin. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
(KH Didin Hafidhuddin)


Jangan Kita Ributkan Jumlah Rakaat Tarwih

Gus Dimas
Tarawih merupakan shalat malam (qiyamul lail) di bulan Ramadhan. Tarawih berasal dari kata raahah yang berarti bersantai setelah empat rakaat.

Artinya shalat ini dapat dikerjakan tidak sekaligus dalam satu rangkaian, namun dapat disela-sela dengan kegiatan lain di luar shalat setelah menyelesaikan empat rakaat, empat rakaat.

Rasulullah SAW tercatat tiga kali melakukan shalat tarawih di masjid yang diikuti oleh para sahabat pada waktu lewat tengah malam. Khawatir shalat tarawih diwajibkan karena makin banyaknya sahabat yang turut berjamaah, pada malam ketiga Rasulullah SAW lalu menarik diri dari shalat tarawih berjamaah dan melakukannya sendiri di rumah.

Pada saat selesai shalat Subuh beberapa hari kemudian beliau menyampaikan konfirmasi, “Sesungguhnya aku tidak khawatir atas yang kalian lakukan pada malam-malam lalu, aku hanya takut jika kegiatan itu (tarawih) diwajibkan yang menyebabkan kalian tidak mampu melakukannya.” (HR. Bukhari).

Pada masa kekhalifahannya, Umar bin Khathab memerintahkan shalat tarawih berjamaah dengan imam Ubay bin Ka’ab sebanyak dua puluh tiga rakaat dan bacaan sekitar 200 ayat, setelah sekian lama para sahabat shalat sendiri-sendiri.

Kegiatan tersebut didasari oleh kemaslahatan bersama akan persatuan dan kesatuan kaum Muslim. Menyaksikan indahnya tarawih berjamaah lewat tengah malam, Umar bin Khathab berkata, "Ini adalah bid'ah yang paling nikmat."

Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, kegiatan shalat tarawih ditambah hingga 33 rakaat dengan alasan perbedaan kualitas ibadah kita dengan Rasulullah SAW. Namun, jumlah rakaat tarawih yang terakhir ini hanya masyhur pada zaman itu dan tidak popular hingga zaman kita saat ini.

Perbedaan jumlah rakaat tarawih disebabkan oleh tidak adanya batasan jumlah rakaat saat Rasulullah SAW melakukannya dalam tiga malam itu. Imam As-Syuyuthi menukil pernyataan Imam Al Taj As-Subhi berkata, “Tidak adanya batasan rakaat karena tarawih adalah shalat sunah. Yang mau sedikit (rakaatnya) silakan, yang mau banyak juga dipersilahkan.”

Di banyak negara, kita menjumpai kaum Muslimin melaksanakan shalat tarawih dengan delapan atau dua puluh rakaat. Di banyak masjid Maroko, shalat tarawih dua puluh rakaat dipecah menjadi dua bagian, yaitu setelah shalat Isya dengan delapan rakaat dan satu jam sebelum Subuh dengan dua belas rakaat plus tiga witir.

Di Indonesia, sekitar dua puluh tahun lalu, rakaat tarawih dapat dipakai untuk mengidentifikasi seseorang apakah dia NU atau Muhammadiyah. Jika shalat tarawihnya dua puluh rakaat, kita akan menyatakan bahwa dia NU. Sebaliknya jika delapan rakaat, dengan mudah kita akan mengatakan dia Muhammadiyah.

Namun saat ini, sejalan dengan pendalaman keagamaan masyarakat dan kemudahan mendapatkan akses informasi keagamaan, ukuran tersebut tidak lagi dapat dipakai untuk menentukan ke-NU-an maupun ke-Muhammadiyah-an.

Pasalnya, sudah banyak orang NU yang berpikir simpel, praktis dan ekonomis sehingga memilih delapan rakaat tarawih plus witir. Sebaliknya, banyak orang Muhammadiyah yang melebihi pemikiran ke-Muammadiyah-annya yang tidak hanya mencukupkan diri dengan delapan rakaat, melainkan dua puluh rakaat.

Tarawih adalah shalat sunah yang dapat dilakukan dengan banyak rakaat dan  banyak jeda istirahat. Jangankan dipecah menjadi dua kali, lebih dari dua pun tidak masalah asalkan menambah persaudaraan, kebersamaan, kerukunan dan persatuan umat. Maka sesungguhnya tidak ada ruang bagi kita untuk mempersoalkan rakaat shalat tarawih karena ia shalat sunah, apalagi jika dilakukan dengan visi membangun persatuan umat.
(Dr Muhammad Hariyadi, MA)


Mau Doa Mustajab? Pilih Hari Jumat!

Gus Dimas
Allah SWT melebihkan hari Jum'at dari hari-hari lainnya dalam sepekan dengan banyak keutamaan. Di antaranya pada hari Jum'at terdapat suatu waktu yang doa seorang muslim pada waktu tersebut dikabulkan oleh Allah SWT, selama memenuhi syarat-syarat dan adab-adab berdoa.

Keutamaan terkabulnya doa pada waktu mustajab tersebut disebutkan dalam beberapa hadits. Di antaranya,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً، لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ، يَسْأَلُ اللهَ فِيهَا خَيْرًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ»، 
قَالَ: وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيفَةٌ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, "Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu tersebut dan berdoa kepada Allah memohon kebaikan, melainkan Allah akan memenuhi permohonannya." Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lalu bersabda, "Waktu tersebut hanya sebentar." (HR. Bukhari no. 6400 dan Muslim no. 852, dengan lafal Muslim)

Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai kapan waktu mustajab tersebut. Sebagian ulama menyatakan sejak bakda Shubuh. Sebagian lain menyatakan sejak khatib naik mimbar sampai waktu dilaksanakan shalat Jum'at. Sebagian lain menyatakan waktu khatib duduk sebentar di antara dua khutbah. Dan sejumlah pendapat lainnya.

Pendapat yang paling kuat menyatakan waktu tersebut adalah satu jam terakhir di sore hari, yaitu satu jam sebelum matahari terbenam pertanda waktu shalat maghrib telah masuk. Hal ini berdasarkan sejumlah hadits shahih berikut,
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ، قَالَ: قُلْتُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ: إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِ اللَّهِ: «فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُؤْمِنٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا شَيْئًا إِلَّا قَضَى لَهُ حَاجَتَهُ» . قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَأَشَارَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ» ، فَقُلْتُ: صَدَقْتَ، أَوْ بَعْضُ سَاعَةٍ. قُلْتُ: أَيُّ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: «هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ» . قُلْتُ: إِنَّهَا لَيْسَتْ سَاعَةَ صَلَاةٍ، قَالَ: «بَلَى. إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ، لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ، فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ»
Dari Abdullah bin Salam Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Saat itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk, maka saya mengatakan, "Sesungguhnya kami (kaum Yahudi, sebelum ia masuk Islam, pent) mendapati dalam kitab Allah (Taurat, pent) bahwa pada hari Jum'at terdapat suatu jam (waktu) tertentu, tidaklah seorang mukmin mendapati waktu tersebut saat ia melaksanakan shalat dan berdoa kepada Allah memohon suatu keperluan, melainkan Allah akan memenuhi keperluannya."

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memberi isyarat kepadaku (Abdullah bin Salam) lalu bersabda, "Atau sebagian waktu (tidak satu jam penuh, pent)." Aku (Abdullah bin Salam) berkata: "Anda benar, memang sebagian waktu saja." Abdullah bin Sallam lalu bertanya, "Waktu apakah ia?" Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, "Waktu (satu jam) terakhir dari waktu siang hari." Abdullah bin Sallam berkata: "Tetapi waktu tersebut bukan waktu untuk shalat."
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, "Ia adalah waktu shalat. Sebab, jika seorang mukmin menunaikan shalat (Ashar) kemudian duduk di tempatnya menunggu shalat berikutnya (Maghrib), maka sesungguhnya selama itu tengah mengerjakan shalat." HR. Ibnu Majah no. 1139, Al-hafizh Al-Bushiri berkata: Sanadnya shahih dan para perawinya tsiqah)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ - يُرِيدُ - سَاعَةً، لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا، إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ»
Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, "Hari Jum'at terdiri dari dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada suatu jam tertentu), melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah jam terkabulnya doa tersebut pada satu jam terakhir setelah shalat Ashar!" (HR. Abu Daud no. 1048 dan An-Nasai no. 1389, sanadnya baik, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, An-Nawawi, dan Al-Albani, dan dinyatakan hasan oleh Ibnu Hajar al-Aasqalani)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: التَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الجُمُعَةِ بَعْدَ العَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, "Carilah satu jam yang diharapkan pada hari Jum'at pada waktu setelah shalat Ashar sampai waktu terbenamnya matahari!" (HR. Tirmidzi no. 489, di dalamnya terdapat seorang perawi yang lemah bernama Muhammad bin Abi Humaid az-Zuraqi. Namun hadits ini diriwayatkan dari jalur lain oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Awsath dan dikuatkan oleh hadits Jabir bin Abdullah dan Abdullah bin Salam di atas)

Imam Sa'id bin Manshur meriwayatkan sebuah riwayat sampai kepada Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumpul dan saling berdiskusi tentang satu jam terkabulnya doa pada hari Jum'at. Mereka kemudian bubar dan tiada seorang pun di antara mereka yang berbeda pendapat bahwa satu jam tersebut adalah satu jam terakhir pada hari Jum'at.
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari menyatakan riwayat imam Sa'id bin Manshur ini shahih. Beliau lalu berkata, "Pendapat ini juga dianggap paling kuat oleh banyak ulama seperti imam Ahmad bin Hambal dan Ishaq bin Rahawaih, dan dari kalangan madzhab Maliki adalah imam ath-Tharthusyi. Imam Al-‘Allai menceritakan bahwa gurunya, imam Ibnu Zamlikani yang merupakan pemimpin ulama madzhab Syafi'i pada zamannya memilih pendapat ini dan menyatakannya sebagai pendapat tegas imam Syafi'i."
Wallahu a'lam bish-shawab.
(muhib almajdi)
 
 
 

Wellcome Back Ramadhan...!!!

Gus Dimas
BULAN Ramadan telah datang menghampiri kita. Bulan Ramadan adalah bulan yang diliputi rahmat dan ampunan Allah SWT. Di bu lan suci ini, kaum Muslim diwajibkan men jalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Ibadah puasa Ra madan merupakan ibadah wajib yang ada di dalam rukun Islam de ngan menahan rasa la par dan dahaga serta hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar di timur hingga terbenam matahari di barat. Ibadah puasa Ramadan memiliki hikmah utama berupa peningkatan ketakwaan kita sebagai hamba Ilahi Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada umat-umat sebelum kamu agar kamu menjadi orangorang yang bertaqwa.” (QS 2: 183).

Takwa adalah buah yang diharapkan dan dihasilkan dari menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Hal itu akan menjadi perisai bagi kita agar tidak terjatuh ke dalam lembah kemaksiatan dan kehinaan. Takwa merupakan tujuan paripurna dari ibadah puasa yang termanifestasi dalam beragam aktivitas dengan segala hikmah yang dikandungnya. Paling tidak ada enam hikmah utama yang dapat kita peroleh dari menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pertama, ibadah puasa Ramadan melatih ketahanan rohani manusia untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Apabila seseorang sudah memiliki ketahanan rohani yang baik, maka ia akan dengan mudah menghadapi berbagai tantangan hidup dengan tetap berpijak pada jalan yang benar dan terjauh dari menghalalkan segala cara. Kedua, ibadah puasa Ramadan mendidik manusia untuk berlaku sabar.
Perilaku sabar ini akan berkontribusi pada penguatan daya tahan rohani kita sebagai hamba Allah SWT dalam menjalani kehidupan ini baik dalam konteks hubungan sesama manusia (hablun minannas) maupun hubungan dengan Allah (hablun minallah). Ketiga, memperkuat etos kerja. Ibadah puasa yang sungguh- sungguh dilakukan atas dasar keimanan pasti dilandaskan pada kesadaran dan keinginan untuk menggapai ridha Allah SWT. Apabila sikap itu terus dipelihara dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari hidup kita, maka tentu akan berdampak pada penguatan etos kerja kita sehari-hari dalam rangka mencapai cita-cita duniawi yang diridhai Allah SWT. Keempat, meningkatkan rasa syukur terhadap nikmat Allah SWT. Kesadaran manusia untuk bersyukur terhadap suatu nikmat Tuhan akan terjadi apabila nikmat itu hilang dan kemudian dapat diperoleh kembali.

Saat menunaikan ibadah puasa Ramadhan kita untuk sementara waktu kehilangan berbagai nikmat duniawi, seperti makan dan minum. Ketika waktu berbuka puasa tiba kita kemudian tersadar sepenuhnya arti nikmat tersebut. Kelima, melalui ibadah puasa Ramadan kita dapat meningkatakan kesadaran untuk berperilaku displin. Keteraturan waktu saat sahur dan berbuka puasa merupakan perwujudan dari hal itu. Keenam, ibadah puasa Ramadan juga membawa manfaat bagi kesehatan jasmani kita. Sebagaimana hasil riset di dunia kesehatan selama ini perut merupakan salah satu sumber utama datangnya penyakit. Apabila perut kita terus disesaki makanan secara berlebihan, maka lambat laun akan muncul penyakit. Puasa memberi jeda bagi organ tubuh (perut) untuk memfilter makanan yang berpotensi mendatangkan penyakit dan mengolah yang lainnya menjadi vitamin yang menyehatkan.

Dengan menunaikan ibadah puasa Ramadan pula, pola makan kita pun menjadi lebih tertata sehingga organ pencernaan memiliki waktu istirahat yang relatif cukup panjang. Dalam jangka panjang hal itu sangat baik bagi kelangsungan kesehatan kita. Terkait hal ini, Allah SWT berfirman, “Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan. Sesung guhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS 7: 31). Demikian enam hikmah utama yang dapat kita peroleh dari menunaikan ibadah puasa Ramadan. Semoga pemahaman akan hikmah puasa tersebut mendorong kita semua kaum Muslim untuk lebih bersungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun ini.


Marhaban, Ya Ramadhan...!!!

Gus Dimas
Seperti diwartakan dalam banyak hadis sahih, Rasulullah SAW selalu menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Dalam bahasa Arab, kegiatan penyambutan ini dinamai tarhib. Dalam sejumlah sabdanya, Nabi SAW selalu menegaskan kebesaran dan keagungan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah (syahrun mubarak) serta bulan yang di dalamnya ada “malam seribu bulan”. (HR Baihaqi dari Salman Al-Farisi).

Kegiatan penyambutan (tarhib) ini penting sebagai manifestasi dari kerinduan kita kepada Ramadhan. Paling tidak ada empat pesan yang bisa dipahami di balik penyambutan ini.

Pertama, filosofi tarhib ini mengindikasikan secara nyata bahwa apa yang disambut, yaitu Ramadhan dan kebaikan yang ada di dalamnya, adalah hal yang sangat istimewa. Karena pada kenyataannya, kita hanya menyambut hal-hal yang besar dan istimewa.

Kedua, secara kejiwaan (psikologi), tarhib memperlihatkan suasana hati yang riang dan gembira. Hal ini disebabkan paling tidak oleh dua hal. Pertama, Ramadhan bisa diibaratkan sebagai “tamu agung” yang mau menemui kita. Kedua, Ramadhan adalah “momentum”, yakni momentum perubahan dan perbaikan diri, baik sebagai individu maupun umat. Sebagaimana diketahui, momentum tak setiap saat datang.

Ketiga, tarhib bermakna memperbarui komitmen atau memasang niat (motivasi) yang kuat. Komitmen ini perlu karena ia menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas kerja dan kesuksesan. “Innama al-a`mal bi al-niy yat.” (HR Muslim dari Umar ibn Al-Khathab).

Sebagian ulama memahami niat (motivasi kerja) sebagai syarat sahnya perbuatan. Sebagian lagi memahami sebagai syarat kesempurnaan. Ada lagi yang memahami sebagai pencipta (penggerak) perbuatan (al-mujid li al-`amal). Menurut pendapat yang ketiga ini, tidak dapat dibayangkan timbul atau lahir suatu tindakan tanpa niat karena ia pencetusnya. Di sinilah pentingnya niat (motivasi).

Kempat, tarhib adalah langkah awal menuju dan meraih prestasi, yaitu takwa. La`allakum tattaqun (QS Al-Baqarah [2]: 183). Penting dicatat, perintah puasa dalam ayat ini diawali dengan seruan indah, “Hai orang-orang yang beriman.” Dalam tafsir ayat al-shaum, Syekh Sayyid Thanthawi, mantan Syekh Al-Azhar, memandang ser an (nida’) ini memiliki makna penting bagi tercapainya prestasi puncak bernama takwa.

Seruan ini, dalam pandangan Thanthawi, dimaksudkan untuk menggerakkan dan menggelorakan semangat iman dalam hati kaum beriman (li tahrik hararat al-iman fi qulub al-mu`minin). Juga dimaksudkan untuk mengingatkan mereka bahwa watak dan karakter dari kaum beriman adalah “mendengar dan patuh” ( al-sam`u wa al-tha`ah). (QS Al-Ahzab [33]: 36).

Watak lain dari kaum beriman adalah jujur dan bersungguh-sungguh (al-shidq). Kesungguhan ini, bagi Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyah dalam Madarij Al-Salikin, meliputi tiga aspek sekaligus, yaitu kesungguhan dalam niat seperti dikemukakan (al-shidq fi al-niyyah), kesungguhan dalam kata-kata (al-shidq al-qaul), dan kesungguhan dalam tindakan (al-shidq fi al-`amal). Semoga puasa kita pada tahun ini menjadi lebih baik. Wallahua`lam.
(A Ilyas Ismail)


4 Anugerah Terindah

Gus Dimas
Rasulullah SAW bersabda, “Empat perkara yang jika dianugerahkan kepada seseorang, maka sungguh ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan akhirat, yaitu lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, tubuh yang sabar atas cobaan dan istri salehah yang tidak berkeinginan mengkhianati suaminya baik terhadap dirinya maupun harta suaminya.” (HR. Tirmidzi).

Empat anugerah tersebut keseluruhannya masuk dalam kasb (upaya) manusia. Masing-masing anugerah berdiri sendiri dan memerlukan berbagai tahapan pelatihan dan pembiasaan diri dalam proses pengintegrasiannya.

Jika keempat-empatnya menghiasi seseorang, maka sungguh ia telah mendapatkan kebaikan dunia-akhirat yang lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan apa yang diusahakan berupa harta-benda, peternakan, perkebunan, pertambangan dan lain sebagainya.

Pertama, lidah yang berdzikir. Banyak orang mukmin lupa berdzikir, Allah SWT telah memerintahkan dalam banyak firman-Nya. Pengingatan yang besar kita lakukan melalui rangkaian shalat lima waktu dan shalat sunah, sedangkan pengingatan yang kecil melalui dzikir dan syukur.

Perintah Allah untuk berdzikir pun bukan hanya dzikir ala kadarnya atau sedikit berdzikir sebab dzikir yang sekedarnya, sedikit dan dipamerkan itu adalah aktivitas orang-orang munafik (QS. An-Nisaa’: 142). Allah memerintahkan kita untuk mengingatnya tanpa batas, tanpa hitungan dan semata-mata untuk diri-Nya sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya (QS. Al-Ahzaab: 41).

Sampai-sampai dalam setiap waktu dan keadaan diharapkan lidah kita senantiasa basah karena berdzikir sebagaimana anjuran Rasulullah SAW, “Dan hendaklah lidahmu senantiasa basah karena dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).

Kedua, hati yang bersyukur. Dzikir dan syukur adalah dua aktivitas yang sangat dekat. Mereka yang berdzikir sama dengan mensyukuri nikmat Allah, sebaliknya mereka yang pandai bersyukur sebenarnya sedang mengimplementasikan makna dzikir kepada Allah.

Orang-orang yang pandai bersyukur adalah mereka yang tidak terputus ibadahnya, sebab syukur mereka sudah tidak terbatas lagi jumlahnya sehingga ibadahnya kepada Allah SWT pun pada fase menikmati yang sunah seperti wajib.

Ketiga, tubuh yang sabar terhadap berbagai cobaan. Dunia adalah ladang menuju kehidupan akhirat. Oleh karenanya, tidak akan ada kehormonisan dan kedamaian abadi di dunia. Kunci untuk menjadikan masa depan dunia yang lebih baik adalah berbuat kebaikan dan bersabar. Karena itu pula kehidupan seorang mukmin harus senantiasa menakjubkan karena mereka bersabar dan menerima dengan ikhlas apa pun ketentuan (qadar) Allah SWT yang didasari dengan prinsip menjadi lebih baik.

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya kaum mukmin, dan hal itu tidak terjadi selain kaum mukmin. Jika sedang mendapatkan kebaikan ia bersyukur, maka yang demikian itu baik baginya. Jika sedang memperoleh keburukan ia bersabar, dan yang demikian itu (juga) baik baginya.” (HR. Muslim).

Keempat, istri salehah yang tidak berkeinginan mengkhianati suaminya baik terhadap dirinya maupun harta suaminya. Istri model ini adalah kebaikan yang terwariskan oleh keluarganya yang harus kita pilih. Kita lantas menjadikannya lebih salehah lagi dengan pendalaman dan implementasi agama sehingga membahagiakan jika di pandang, taat pada suaminya, memelihara anak-anak dan harta suaminya pada saat suaminya tidak di rumah.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang salehah.” (HR. Muslim).
(Dr Muhammad Hariyadi, MA)



Daftar Nama Kecamatan Kelurahan/Desa & Kodepos Di Kota/Kabupaten Jombang Jawa Timur (Jatim)

Berikut ini adalah daftar nama-nama Kelurahan / Desa dan Kecamatan beserta nomor kode pos (postcode / zip code) pada Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Republik Indonesia.

Negara : Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Provinsi : Jawa Timur (Jatim)
Kota/Kabupaten : Jombang


1. Kecamatan Bandar Kedung Mulyo
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Bandar Kedung Mulyo di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bandar Kedung Mulyo (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Banjar Sari (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Barong Sawahan (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Brangkal (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Brodot (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Gondang Manis (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Karang Dagangan (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Kayen (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Mojokambang (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Pucang Simo (Kodepos : 61462)
- Kelurahan/Desa Tinggar (Kodepos : 61462)

2. Kecamatan Bareng
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Bareng di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Banjaragung (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Bareng (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Jenisgelaran (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Karangan (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Kebondalem (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Mojotengah (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Mundusewu (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Ngampungan (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Nglebak (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Ngrimbi (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Pakel (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Pulosari (Kodepos : 61474)
- Kelurahan/Desa Tebel (Kodepos : 61474)

3. Kecamatan Diwek
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Diwek di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Balong Besuk (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Bandung (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Bendet (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Brambang (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Bulurejo (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Ceweng (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Cukir (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Diwek (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Grogol (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Jatipelem (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Jatirejo (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Kayangan (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Kedawong (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Keras (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Kwaron (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Ngudirejo (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Pandanwangi (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Pundong (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Puton (Kodepos : 61471)
- Kelurahan/Desa Watugaluh (Kodepos : 61471)

4. Kecamatan Gudo
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Gudo di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Blimbing (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Bugasur Kedaleman (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Gempol Legundi (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Godong (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Gudo (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Japanan (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Kedungturi (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Krembangan (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Mejoyolosari (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Mentaos (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Pesanggrahan (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Plumbon Gambang (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Pucangro (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Sepanyul (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Sukoiber (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Sukopinggir (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Tanggungan (Kodepos : 61463)
- Kelurahan/Desa Wangkalkepuh (Kodepos : 61463)

5. Kecamatan Jogoroto
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Jogoroto di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Alang Alang Caruban (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Janti (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Jarak Kulon (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Jogoroto (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Mayangan (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Ngumpul (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Sambirejo (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Sawiji (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Sukosari (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Sumber Mulyo (Kodepos : 61485)
- Kelurahan/Desa Tambar (Kodepos : 61485)

6. Kecamatan Jombang
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Jombang di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Kepanjen (Kodepos : 61411)
- Kelurahan/Desa Jelakombo (Kodepos : 61412)
- Kelurahan/Desa Plandi (Kodepos : 61412)
- Kelurahan/Desa Mojongapit (Kodepos : 61413)
- Kelurahan/Desa Jombang (Kodepos : 61415)
- Kelurahan/Desa Denanyar (Kodepos : 61416)
- Kelurahan/Desa Plosogeneng (Kodepos : 61416)
- Kelurahan/Desa Kepatihan (Kodepos : 61417)
- Kelurahan/Desa Pulo Lor (Kodepos : 61417)
- Kelurahan/Desa Jabon (Kodepos : 61418)
- Kelurahan/Desa Sengon (Kodepos : 61418)
- Kelurahan/Desa Banjar Dowo (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Candi Mulyo (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Dapur Kejambon (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Jombatan (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Kaliwungu (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Sambong Dukuh (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Sumberjo (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Tambak Rejo (Kodepos : 61419)
- Kelurahan/Desa Tunggorono (Kodepos : 61419)

7. Kecamatan Kabuh
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kabuh di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Banjar Dowo (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Genengan Jasem (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Kabuh (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Karang Pakis (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Kauman (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Kedung Jati (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Manduro (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Mangunan (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Marmoyo (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Munung Kerep (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Pengampon (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Sukodadi (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Sumber Gondang (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Sumberaji (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Sumberringin (Kodepos : 61455)
- Kelurahan/Desa Tanjung Wadung (Kodepos : 61455)

8. Kecamatan Kesamben
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kesamben di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Blimbing (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Carang Rejo (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Gumulan (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Jati Duwur (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Jombatan (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Jombok (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Kedung Betik (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Kedung Mlati (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Kesamben (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Podoroto (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Pojok Kulon (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Pojok Rejo (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Watu Dakon (Kodepos : 61484)
- Kelurahan/Desa Wuluh (Kodepos : 61484)

9. Kecamatan Kudu
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Kudu di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bakalanrayung (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Bendungan (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Katemas (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Kepuhrejo (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Kudubanjar (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Made (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Menturus (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Randuwatang (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Sidokaton (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Sumber Teguh (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Tapen (Kodepos : 61454)

10. Kecamatan Megaluh
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Megaluh di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Balonggemek (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Balongsari (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Dukuh Arum (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Gongseng (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Kedung Rejo (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Megaluh (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Ngogri (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Pacar Peluk (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Sidomulyo (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Sudimoro (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Sumber Agung (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Sumbersari (Kodepos : 61457)
- Kelurahan/Desa Turi Pinggir (Kodepos : 61457)

11. Kecamatan Mojoagung
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Mojoagung di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Betek (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Dukuh Mojo (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Dukuhdimoro (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Gambiran (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Janti (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Johowinong (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Kademangan (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Karangwinongan (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Karobelah (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Kauman (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Kedunglumpang (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Mancilan (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Miagan (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Mojotrisno (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Murukan (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Seketi (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Tanggalrejo (Kodepos : 61482)
- Kelurahan/Desa Tejo (Kodepos : 61482)

12. Kecamatan Mojowarno
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Mojowarno di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Catak Gayam (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Gedangan (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Gondek (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Grobogan (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Japanan (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Karanglo (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Kedungpari (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Latsari (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Menganto (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Mojoduwur (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Mojojejer (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Mojowangi (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Mojowarno (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Penggaron (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Rejoslamet (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Selorejo (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Sidokerto (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Sukomulyo (Kodepos : 61475)
- Kelurahan/Desa Wringinpitu (Kodepos : 61475)

13. Kecamatan Ngoro
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Ngoro di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Badang (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Banyuarang (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Gajah (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Genukwatu (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Jombok (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Kauman (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Kertorejo (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Kesamben (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Ngoro (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Pulorejo (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Rejoagung (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Sidowarek (Kodepos : 61473)
- Kelurahan/Desa Sugihwaras (Kodepos : 61473)

14. Kecamatan Ngusikan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Ngusikan di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Asem Gede (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Cupak (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Keboan (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Kedung Bogo (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Ketapang Kuning (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Kromong (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Manunggal (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Mojodanu (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Ngampel (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Ngusikan (Kodepos : 61454)
- Kelurahan/Desa Sumber Nongko (Kodepos : 61454)

15. Kecamatan Perak
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Perak di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Cangkringrandu (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Gadingmangu (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Glagahan (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Jantiganggong (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Kalang Semanding (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Kepuhkajang (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Pagerwojo (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Perak (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Plosogenuk (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Sembung (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Sukorejo (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Sumberagung (Kodepos : 61461)
- Kelurahan/Desa Temuwulan (Kodepos : 61461)

16. Kecamatan Peterongan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Peterongan di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bongkot (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Dukuh Klopo (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Kebontemu (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Keplaksari (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Kepuhkembeng (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Mancar (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Morosunggingan (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Ngrandu Lor (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Peterongan (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Senden (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Sumberagung (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Tanjung Gunung (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Tengaran (Kodepos : 61481)
- Kelurahan/Desa Tugusumberjo (Kodepos : 61481)

17. Kecamatan Plandaan
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Plandaan di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bangsri (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Darurejo (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Gebang Bunder (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Jatimlerek (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Jipurapah (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Kampungbaru (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Karang Mojo (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Klitih (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Plabuhan (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Plandaan (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Purisemanding (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Sumberjo (Kodepos : 61456)
- Kelurahan/Desa Tondowulan (Kodepos : 61456)

18. Kecamatan Ploso
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Ploso di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bawangan (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Dadi Tunggal (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Gedongombo (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Jatibanjar (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Jatigedong (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Kebon Agung (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Kedungdowo (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Losari (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Pager Tanjung (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Pandan Blole (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Ploso (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Rejoagung (Kodepos : 61453)
- Kelurahan/Desa Tanggung Kramat (Kodepos : 61453)

19. Kecamatan Sumobito
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Sumobito di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Badas (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Bakalan (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Brudu (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Budugsidorejo (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Curah Malang (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Gedangan (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Jogoloyo (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Kedungpapar (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Kendalsari (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Madyo Puro (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Mentoro (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Mlaras (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Nglele (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Palrejo (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Plemahan (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Plosokerep (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Sebani (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Segodorejo (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Sumobito (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Talun Kidul (Kodepos : 61483)
- Kelurahan/Desa Trawasan (Kodepos : 61483)

20. Kecamatan Tembelang
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Tembelang di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Bedah Lawak (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Gabusbanaran (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Jati Wates (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Kali Kejambon (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Kedung Losari (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Kedung Otok (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Kepuh Doko (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Mojokrapak (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Pesantren (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Pulo Gedang (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Pulorejo (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Rejoso Pinggir (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Sentul (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Tamping Mojo (Kodepos : 61452)
- Kelurahan/Desa Tembelang (Kodepos : 61452)

21. Kecamatan Wonosalam
Daftar nama Desa/Kelurahan di Kecamatan Wonosalam di Kota/Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) :
- Kelurahan/Desa Carangwulung (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Galengdowo (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Jarak (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Panglungan (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Sambirejo (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Sumberjo (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Wonokerto (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Wonomerto (Kodepos : 61476)
- Kelurahan/Desa Wonosalam (Kodepos : 61476)



Qurrota A'yun Psychology Consultant
Jln Ry Semen No.50 Wangkalkepuh Gudo Jombang
Asuhan Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas) 081559551234