Fungsi Hati Umat Islam


Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa fungsi hati adlah :
Ø  Untuk tafakkur dan berzikir
Tafakur menurut ulama dapat mengantarkan manusia ke tempat yang tinggi. Dengan tafakur, orang akan dekat dengan Allah SWT. Oleh Al Qur’an orang yang sering tafakur disebut Ulul Albab. Oleh karena itu kalau hati kita sakit, maka tafakurnya akan sakit. Hal ini ditandai dengan rasa gelisah, perasaan tidak tentram, perasaan tidak khusyu’, dan selalu ada rasa was- was.

Ø  Sebagai pembentukan keimanan yang kuat dan keyakinan membaja, yang dapat menunjang kesempurnaan ibadah dan hubungan dengan Allah. Sebagaimana dijelaskan oleh Prof. DR. Hamka (Mantan ketua MUI pertama)dengan agama, iman, islam, dan i’tikad yang putus, sudah dapat tercapai bahagia batin dan perhubungan yang baik dengan Allah. Tetapi kesempurnaan ibadah tergantung pula kepada kesempurnaan budi dan otak.

Ø  Menghasilkan beberapa macam tingkatan ilmu
Imam Ghazali menjelaskan dalam Mukhtasya ihyaulumuddin “Ketahuilah bahwa menghasilkan ilmu oleh hati ada beberapa tingkatan. Diantaranya terdapat pada ulama sehingga menggunakan pendahuluan untuk mendapatkan hasil dan menggunakan dalil- dalil untuk mencapai kesimpulan”
Diantaranya illmu yang merupakan kasyaf dan kehendak dari Allah sebagaimana terjadi pada nabi- nabi. Allah berfirman kepada Ibrahim Al Khalil as, “Dan demikian kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda- tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi.” (QS. Al An’am : 75). Dan nabi Saw bersabda, “Ya Allah, tunjukilah segala sesuatu sebagiamana apa adanya.” Maka tersingkaplah kebenaran- kebenaran secara nyata tanpa perantara dalil, bukti dan pendahuluan. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak seorang pun yang dapat memahaminya (QS. Fathir: 2).

Ø  Untuk ma’rifat billah atau melihat Tuhan
Ma’rifat billah adalah melihat Tuhan dengan hati mereka secara jelas dan nyata dengan segala kenikmatan dan kebesaran-Nya, tapi tidak dengan kaifat artinya Tuhan digambarkan seperti benda atau manusia ataupun yang lain dengan ketentuan bentuk dan rupa sebagai jawaban kaifa (bagaimana zat Tuhan itu). Sayyid Abi Bakar Al Makky menyatakan bahwa ma’rifat kepada Allah Adalah merupakan cahaya yang telah dipancarkan oleh Allah  tadi bisa melihat rahasia- rahasia kerajaan Allah di bumi dan di langit dan hamba tersebut bisa mengamat- amati sifat kekuasaan dan kekuatan Tuhan. Oleh karena itu sahabat Abu Bakar as Shidiq ra ketika, “Dengan apakah engkau melihat Tuhanmu?” beliau menjawab, “Dengan sesuatu yang telah Allah perlihatkan sendiri kepadaku. Dia tidak bisa ditemui dengan panca indera, tidak bisa diukur dengan ukuran, dan yang dekat pada kejauhan-Nya dan yang jauh dan kedekatan-Nya. Dia di atas segala sesuatu dan tidak boleh dikatakan seperti sesuatu yang lain. Sungguh Maha Suci Zat yang bersifat demikian dan tidaklah bersifat demikian selain Allah”. Dengan demikian untuk mengenal Allah tidak bisa dilakukan dengan cara lain atau menggunakan organ tubuh yang lain selain hati. 

Lebih ringkasnya, fungsi hati adalah untuk menghilangkan perangai-perangai yang buruk, adat istiadat yang rendah, membiasakan perangai terpuji dan mulia, membedakan mana jalan bahagia dan jalan hina, meyakini kebenaran, mengetahui cahayanya, berpikir, membedakan perkara yang benar dan salah dan bisa mendapatkan ilmu- ilmu yang menimbulkan kasyaf dari Allah, sehingga bisa berhubungan dan bertaqarub pada Allah secara benar.