MUI Jombang Minta Hewan Kurban Disembelih Sesuai Syariat


Minggu, 05 Oktober 2014 15:03:55
Reporter : Yusuf Wibisono
 

Jombang (beritajatim.com) - Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Jombang menghimbau kepada panitia kurban agar mengikuti syariat Islam dalam melakukan penyembelihan hewan kurban. Selain itu, hewan yang disembeli juga benar-benar memenuhi syarat untuk dijadikan kurban.

"Jika semuanya memenuhi syariat, maka ibadah kurban kita diterima Allah. MUI sendiri, jauh hari sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat," ujar Ketua MUI Jombang, KH Cholil Dahlan, Minggu (5/10/2014).

Cholil menjelaskan, proses pemotongan hewan kurban tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan. Semisal, alat pemotong yang digunakan kurang tajam, atau hewan kurban yang disembelih tidak dihadapkan ke arah kiblat. "Selain mengikuti syariat, juga harus mengikuti aturan kesehatan," katanya menambahkan.

Dia kemudian mencontohkan aturan kesehatan yang dimaksud. Salah satunya, saat menguliti hewan kurban, posisi yang paling ideal adalah dengan cara digantung. Dengan begitu, darah yang ada di tubuh hewan tersebut bisa mengalir dengan lancar. Nah, jika itu dilakukan maka daging kurban lebih sehat dan lezat.

Disinggung soal hewan kurban yang disembelih, Cholil mengungkapkan, ketentuan pertama usia hewan. Untuk kambing, ujarnya, minimal berusia satu tahun. Sedangkan sapi berusia dua tahun. "Atau giginya sudah tanggal. Atau istilahnya sudah 'poel'. Hewan kurban tidak cacat dan dalam kondisi fisik yang baik (tidak sakit)," urainya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Majelis Zikir Qurrota A'yun Jombang, Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas. Dia berpandangan, ibadah kurban merupakan wujud empati terhadap sesama. Selain itu, momen ibadah kurban juga merupakan salah satu cara bagi manusia untuk membuktikan kecintaan kepada Allah SWT.

Dia lantas mencuplik sejarah kurban yang bermula dari Nabi Ibrahim. Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim belum dikaruniai keturunan. Atas izin Allah, ia pun memiliki keturunan yang bernama Ismail. Nabi Ibrahim sangat mencintai putranya tersebut. Namun ternyata, Allah tidak menyukai manusia yang terlalu berlebihan mencintai makhluk melebihi-Nya. Allah lalu menguji Ibrahim untuk menyembelih Ismail.

Atas dasar ketaatan kepada Allah, maka Nabi Ibrahim melaksanakan perintah itu.  Allah kemudian mengganti Ismail dengan seekor hewan dari surga. Nah, dari situlah turun perintah untuk berkurban. "Banyak pelajaran bisa kita ambil dari peristiwa itu. Tentang keikhlasan hingga maraih cinta dari Allah. Selain itu kita bisa mengambil pelajaran bahwa harta yang dimiliki tidak sepenuhnya milik kita. Semua itu adalah titipan dari Allah SWT untuk kita pergunakan dengan semestinya," ujar Gus Dimas. [suf/kun]

Sumber: http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/220081/mui_jombang_minta_hewan_kurban_disembelih_sesuai_syariat.html#.VDnmiFchM-4