Pertanyaan:
Apa Perbedaan Antara Qadariyyah dan Jabariyyah?
(Bu Ida Solo - 046132****)
Jawaban:
Qadariyyah dan Jabariyyah adalah dua hal yang bertolak belakang.
Qadariyah adalah satu aliran dalam teologi Islam yang berpendirian bahwa
manusia memiliki kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidupnya, mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri intuk
mewujudkan perbuatan-perbuatannya & kehendaknya, dalam bahasa inggrisnya disebut free will dan free act, yang ekstrim mereka meniadakan qadar atau ketetapan Allah yang azali atas segala sesuatu
sebelum terjadi, sehingga setiap pekerjaan berasal dari manusia
sendiri, tidak bisa disandarkan pada Allah baik dari segi penciptaan
maupun penetapan.
Jabariyyah adalah aliran yang memandang manusia tidak mempunyai kemampuan dan kebebasan untuk melakukan sesuatu
atau meninggalkan suatu perbuatan. Sebaliknya ia terpaksa melakukan
kehendak atau perbuatannya sebagaimana telah ditetapkan Tuhan sejak
zaman azali. Filsafat barat sebut aliran ini Fatalism atau
Predestination. Paham Jabariyah ini berpendapat bahwa qada dan qadar Tuhan yang berlaku
bagi segenap alam semesta ini, tidaklah memberi ruang atau peluang bagi
adanya kebebasan manusia untuk berkehendak dan berbuat menurut
kehendaknya. Paham ini menganggap semua takdir itu dari Allah. Oleh
karena itu menurut mereka, seseorang menjadi kafir atau muslim adalah
atas kehendak Allah.
Namun demikian, Jabariyah terbagi atas dua kelompok utama, yaitu:
1. Jabariyah murni atau ekstrim yang dibawa oleh Jahm bin Shafwān paham fatalisme ini beranggapan bahwa perbuatan-perbuatan diciptakan Tuhan di dalam diri manusia, tanpa ada kaitan sedikit pun dengan manusia, tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya. Manusia sama sekali tidak mampu untuk berbuat apa-apa, dan tidak memiliki daya untuk berbuat. Manusia bagaikan selembar bulu yang diterbangkan angin, mengikuti takdir yang membawanya. Manusia dipaksa, sama dengan gerak yang diciptakan Tuhan dalam benda-benda mati.
2. Jabariyah moderat yang dibawa oleh al-Husain bin Muhammad
al-Najjār. Dia mengatakan bahwa Allah berkehendak artinya bahwa Dia
tidak terpaksa atau dipaksa. Allah adalah pencipta dari semua perbuatan
manusia, yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, tetapi
manusia mempunyai andil dalam perwujudan perbuatan-perbuatan itu. Tenaga
yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan
perbuatan-perbuatannnya. Dan inilah yang disebut dengan kasb. Paham ini
juga dibawakan oleh Dhirār bin ‘Amru. Ketika dia mengatakan bahwa
perbuatan-perbuatan manusia pada hakikatnya diciptakan oleh Allah, dan
manusia juga pada hakikatnya memiliki bahagian untuk mewujudkan
berbuatannya. Dengan demikian, menurutnya bisa saja sebuah tindakan
dilakukan oleh dua pelaku.
Semoga Allah (senantiasa) memberi taufik-Nya kepada semua kaum
muslimin untuk kebaikan dan keselamatan mereka di dunia dan akhirat, Aamiin...
Tanya Jawab Diasuh Oleh:
Dimas Cokro Pamungkas S.pd (Gus Dimas)
Ketua Qurrota A'yun Psychology Consultant Jombang
Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang
Bila ada pertanyaan silahkan dismskan ke nomor 081559551234 atau ke
email dimascokropamungkas@gmail.com, bisa juga inbox di Facebook akun:
Gus Dimas (Dimas Cokro Pamungkas) tolong disertakan biodata Anda
(minimal nama dan kota tinggal) terimakasih, semoga belajar bersama ini
bisa membawa manfaat
bagi kita semua, Aamiin...