April Mop??? Stop! Jangan Mengakrabi Kebohongan!

Sebentar lagi kita akan berpisah dengan bulan maret, dan akan bersua dengan bulan april, ada apa di april...??? ternyata ada hari besar April Mop saudara-saudara, tepat pada 1april, tapi warna tanggal itu di kalender kita nggak merah lho nggih...

Dalam coretan ini saya ingin membahas April Mop atau yang biasa disebut April Fool's Day dari sisi manfaat dan mudhorotnya, bukan dari segi sejarah yang banyak juga diulas oleh saudara muslim lainnya, kalau diulas dari segi sejarah yang katanya April Mop adalah hari pembantaian kaum non muslim terhadap kaum muslimin di Spanyol tahun 1487, mirip-mirip sejarah Valentine Day gitu dech... tapi, tanpa mengerdikan yang meyakini sejarah itu, bagi pribadi tidak berani meyakini dan mengulas dari segi sejarah itu, why...??? simple, saya belum bisa menemukan sumber yang jelas dari sejarah itu, sumber yang sahih dan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, seandainya saya membahas dengen sumber yang kurang pasti, takutnya malah jatuhnya ke fitnah, dengki dan menebar kebencian, nahhh lhooo... malah jatuhnya ke dosa kan... apalagi menyangkut muslim dan nonmuslim, resiko sara dulurrrr...

Apa sih April Mop atau April fool's Day itu...???
 Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop, yang hanya berlaku pada tanggal 1 April, adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan. Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya,

Dalam Islam, kebohongan adalah suatu hal yang buruk, bahkan hal tersebut dapat dianggap sebagai bentuk kemunafikan meskipun hanya ditujukan untuk bergurau atau iseng. panutan kita, Rasulullah Saw digambarkan sebagai orang yang selalu jujur, bukankah beliau dijuluki ash-shiddiq “jujur” dan al-amin “yang dapat dipercaya”?

Hanya dalam beberapa kesempatan, kita dibolehkan untuk berbohong, seperti digunakan untuk mendamaikan pertengkaran (perselisihan), dalam peperangan (sebagai siasat perang), dan dalam rangka menjaga keutuhan rumah tangga sebagaimana dalam Hadis-Hadis Nabi berikut ini;

“Berbohong itu menjauhkan keimanan (dari seseorang).” (HR Baihaqi)

“Orang Mukmin itu mempunyai beberapa karakter selain khianat dan dusta.” (HR Al-Bazzar dan Abu Ya’la)

“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran itu akan menuntun pada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun ke surga. Dan tidak henti-hentinya seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta karena akan menuntun pada kedur hakaan, dan kedurhakaan akan menuntun pada neraka. Dan seseorang yang tidak henti-hentinya berbuat dusta dan memilih dusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR Bukhari dan Muslim)

Fudhail bin lyadh berkata, “Tidak ada segumpal daging yang lebih dicintai Allah, kecuali lidah yang selalu berkata benar. Dan, tidak ada segumpal daging yang paling dibenci Allah, kecuali lidah yang selalu berkata dusta.”

Dulur, Rasulullah Saw. mengatakan bahwa ciri orang munafik, salah satunya adalah gemar berbohong. Kata munafik berasal dari kata nifaq, yang dalam bahasa Arab diambil dari akar kata nafiqul yarbu, yang berarti “lubang tikus”. Hal ini karena, biasanya, tikus selalu menampakkan jalan masuknya ke lubang, tetapi tidak menampakkan jalan keluarnya.

Sabda beliau Saw., “Empat hal, siapa yang memilikinya, maka ia adalah munafik tulen. Jika ia memiliki salah satunya, ia akan mempunyai salah satu cabang kernunafikan sampai ia membuang sifat itu, yaitu apabila bicara ia berdusta, apabila berjanji diingkari, apabila diberi amanat, ia khianat, dan apabila berbantah-bantahan, ia durhaka” (HR Ahmad dan Hakim).

Kebohongan adalah suatu hal yang buruk, bahkan hal tersebut dapat dianggap sebagai perangai kemunafikan meskipun hal itu hanya bertujuan untuk bergurau. Rasulullah Saw. digambarkan sebagai orang yang selalu jujur. Bukankah beliau dijuluki ash-shiddiq “jujur” dan al-amin “dapat dipercaya”?

Dulur, lblis pun pernah membohongi Adam a.s. di surga, "Hai Adam, maukah aku tunjukkan pohon kekekalan dan kekuasaan yang abadi?" (QS Thã Ha [20]: 120).
lnformasi iblis ini ternyata bukan hanya salah, melainkan sekaligus menyesatkan. Perintah kepada orang-orang yang beriman untuk selalu mengucapkan kata-kata yang benar atau menjauhi ucapan dusta dinyatakan Allah dalam Surah Al Ahzab (33): 70,"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang sadid (benar)."

Kata sadid dalam ayat tadi, bukan hanya berarti “benar”. Lebih jauh dari itu, kata ini dalam berbagai bentuknya, pada akhirnya bermuara pada makna “menghalangi” atau “membendung” (dalam arti yang tidak sesuai sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna). Atas dasar makna ini, para ulama menekankan bahwa semua ucapan apa pun bentuk dan kandungannya, di samping harus menjamin sasarannya untuk tidak terjerumus ke dalam kesulitan, ucapan itu juga harus bermanfaat.

Nah, jika kita lihat uraian tersebut, jelas sudah jika April Mop bukanlah perkara yang dibolehkan dalam Islam. Keharaman tersebut dilihat dari empat segi.

Pertama, keharaman berbohong itu sendiri yang dilarang Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Kedua, kebohongan itu bisa menakut-nakuti dan mengeruhkan pikiran orang lain.
Ketiga, perbuatan itu berarti mengkhianati seseorang karena kepercayaan dibalas dengan kebohongan.
Keempat, dengan “merayakan” April Mop, maka menyebarkan tradisi batil yang tidak ada dalam ajaran agama. Perbuatan ini berarti tasyabuh (menyerupai) kaum non-Muslim yang sangat tidak wajar.

Dari Ibnu Umar Radiyallahu’anhuma ia berkata: Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” 
(HR. Abu Daud, Hadits ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.)

Nah, Dulur semua, masihkah kita bermain dan “merayakan” April Mop karena sekarang kita telah mengetahui keburukan-keburukannya? maukah kita ditulis sebagai pendusta dan munafik di sisi Allah setiap tanggal 1 April meskipun tujuannya hanya sekadar bergurau? apalagi bila kita punya putra putri atau adik kecil, apakah kita akan menanamkan kebiasaan berbohong itu di fikiran polos mereka? monggo berfikir dengan dewasa dan bijak dulurku semua, semoga Allah senantiasa melindungi jiwa kita dari tipuan-tiduan setan yang menyesatkan, Amiennnn....