Kapankah Waktu Paling Tepat untuk Berdo'a?
Pertanyaan:
Assalamualaikum Ustadz
Maaf mau tanya kapankah doa kita mudah terkabul?
Apakah ada jam atau saat-saat tertentu?
Terimakasih atas jawaban dan responnya,
Wassalamualaikum Wr Wb.
Jawab:
Waalaikumsalam Wr Wb.
Pada dasarnya setiap saat kita bisa berdo'a, dengan berdo'a kita semakin dekat dengan Tuhan, dan dengan merasa semakin dekat dengan Tuhan maka segala tingkah laku kita semakin terkontrol dan lebih positip dalam segala hal daripada orang yang tidak merasakan pengawasan Tuhan atas dirinya.
Namun meskipun kita bisa setiap saat berdoa, al qur'an memberi bocoran kapan saat-saat yang paling pass untuk berdoa, saat-saat tersebut dimana do'a kita semakin mudah dikabulkan (mustajab)
Kapan saja tepatnya waktu tersebut?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Malam kemulyaan itu lebih baik ari seribu bulan." (Al-Qadar: 3)
2. Hari Arafah. Berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
"Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi 3585)
3. Bulan Ramadan. Berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW:
إن للصائم عند فطره لدعوة ما ترد
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak ketika berbuka.”
(HR. Ibnu Majah 1753)
(HR. Ibnu Majah 1753)
4. Malam Jumat atau Sepanjang Hari Jumat. Berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW:
فِيهِ
سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ،
يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Dihari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba
muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu
do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan
memberi apa yang ia minta.”
5. Saat Sahur dan Sepertiga Malam Terakhir. Berdasarkan firman Allah:
وَبِالۡاَسۡحَارِ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ
“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan”
(QS. Adz Dzariyat: 18)
6. Saat Adzan Serta Antara Adzan dan Iqomah. Berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW:
إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا
“Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu).” (HR. Ahmad 3/155)
7. Setelah Sholat Wajib. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang berkata, "Pernah ditanyakan kepada Rosulullah SAW, 'manakah do'a yang didengar?' beliau menjawab: Pada sebagian malam terakhir dan sesudah sholat wajib'"
8. Pada Saat Sujud. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rosulullah SAW bersabda: "Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Rabbnya adalah saat ia sujud, oleh karena itu perbanyaklah do'a"
9. Ketika Minum Air Zam-Zam. Daruquthni dan Al Hakim meriwayatkan hadits Ibnu Abbas yang berkata bahwa Rosulullah SAW bersabda:
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ عَلِىٍّ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامِ بْنِ عَلِىٍّ الْمَرْوَزِىُّ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ حَبِيبٍ الْجَارُودِىُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ
عُيَيْنَةَ عَنِ ابْنِ أَبِى نَجِيحٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا
شُرِبَ لَهُ إِنْ شَرِبْتَهُ تَسْتَشْفِى بِهِ شَفَاكَ اللَّهُ وَإِنْ
شَرِبْتَهُ لِشِبَعِكَ أَشْبَعَكَ اللَّهُ بِهِ وَإِنْ شَرِبْتَهُ لِقَطْعِ
ظَمَئِكَ قَطَعَهُ وَهِىَ هَزْمَةُ جِبْرِيلَ وَسُقْيَا اللَّهِ
إِسْمَاعِيلَ
“Air zam-zam, (orang dapat memohon sesuatu) untuk setiap air
yang diminumnya, jika kamu meminumnya untuk (maksud) berobat dengannya,
maka Allah akan menyembuhkanmu; jika kamu meminumnya untuk (maksud)
membuat kenyang kamu, maka Allah akan mengenyangkanmu dengannya; jika
kamu meminumnya untuk (maksud) menghilangkan rasa hausmu, maka Allah
akan menghilangkannya, dan ia (air zam-zam) adalah (berasal dari)
pukulan kuat jibril dan sumber air (minum) Allah untuk Isma’il.”
10. Saat Kaum Muslimin Berkumpul dalam Majlis Dzikir. Berdasarkan sabda Rasulullah Muhammad SAW:
مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى
يُقَالُ لَهُمْ: قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ
“Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka berzikir kepada Allah
‘Azza wa Jalla dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan
(oleh malaikat) kepada mereka: Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah
telah mengampuni dosa-dosa kalian dan keburukan-keburukan kalian pun
telah diganti dengan berbagai kebaikan.”
Bagaimanapun bentuk cobaan kita, seberat apapun rintangan hidup yang kita hadapi, mari kita meminta keringanan pada sang Pencipta alam semesta, cari waktu yang tepat untuk berdo'a, memohon dengan sangat, berdo'a dengan sepenuh hati, dan berserah diri dengan segenap jiwa, fa insya Allah kita akan menemukan jalan dengan terkabulkannya do'a kita, Aamiin... Wallahu'alam bissawab....
Wassalamualaikum Wr Wb.
Gus Dimas Tanya Jawab Diasuh Oleh:Dimas Cokro Pamungkas (Gus Dimas)Ketua Majlis Dzikir Qurrota A'yun JombangKetua Qurrota A'yun Psychology Consultant JombangKetua PSNU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang
Bila ada pertanyaan silahkan dismskan ke: 081559551234 atau ke email dimascokropamungkas@gmail.com, bisa juga inbox di Facebook: Gus Dimas (Dimas Cokro Pamungkas) tolong disertakan biodata Anda (minimal nama dan kota tinggal) terimakasih, semoga belajar bersama ini bisa membawa manfaat bagi kita semua, Aamiin...
Menyikapi Video kekerasan Santri Pesantren di Jombang Jawa Timur
USTADZ,
SELAIN BELAJAR HUKUM AGAMA TOLONG JUGA BELAJAR HUKUM NEGARA
Sebagai pendidik, baik itu guru di sekolah maupun ustadz di pesantren, tugas utama mereka adalah mendidik (bukan menghajar), mendidik dari bodoh jadi pintar, dari tidak tahu menjadi mengerti, dari gelap menjadi terang, kita semua pasti sepakat akan hal itu.
Apapun alasannya, dari video "kekerasan santri" yang beredar di kota Jombang akhir tahun 2014 ini sama sekali tidak bisa dibenarkan, sekali lagi apapun alasannya. Bukankah para ustadz di pesantren tersebut 'dipasrahi' para santri itu untuk di ajari ilmu, terutama ilmu agama? ya sudah kewajiban mereka untuk membetulkan anak-anak ini bila salah, dengan cara yang benar tentunya, benar dalam segala aspek hukum, hukum dunia maupun akhirat.
Para ustadz ini harus upgrade pengetahuan dan wawasan, bukan hanya belajar hukum akhirat, hukum dunia juga perlu tahu, andai mereka pahan hukum dunia,mereka akan tahu kalau tindakan kekerasan ini bisa menyeret mereka ke meja hukum, pasal penganiayaan bahkan pada anak di bawah umur andai para santri ini masih diusia sekolah. andai orang tua mereka ada yang tidak terima, melaporkan peristiwa ini, berurusan dengan hukumlah mereka, apa tidak sampai ke sana pikirannya? atau tidak paham? makanya itu fungsi upgrade wawasan dunia-akhiratnya.
Selain aspek hukum dunia yang perlu dipahami para ustadz ini adalah aspek psikologi anak. Punishment atau hukuman adalah hal yang wajar dalam proses belajar mengajar, begitu pula sebaliknya reward atau hadiah pun biasa bagi anak yang berprestasi. tapi hukumaan di sini tidak boleh melenceng dari sisi pembelajaran dan pendidikan, tidak boleh 'ngawur' dan suka-suka. harus ada parameternya, ini manfaat apa tidak, ini mendidik apa tidak, bagaimana psikologi anak pasca dihukum. mereka ini kategori anak nakal/badung yang harus diberi petunjuk untuk tahu kesalahan dan tidak akan mengulanginya, bukan dihajar dan diperlakukan seperti penjahat dengan dilucuti bajunya, ditali di kayu, dicambuk puluhan kali, ditonton puluhan (mungkin ratusan) santri lainnya, direkam juga, kalau mereka down, malu, minder, tidak mau sekolah, tidak mau belajar agama lagi, mau 'boyong' aja, siapa yang rugi dunia akhiratnya? ini yang terkadang belum terpikirkan. Saya sendiri mantan santri, jadi 100% paham rasanya menjadi santri.
Apa aspek psikologis dari kasus video kekerasan santri ini? luar biasa, orang yang selama ini menganggap Jombang kota tentram, Jombang kota santri akan berfikir dua kali kalau mau memasukkan anaknya ke pesantren di kota ini, terutama bagi orang awam. Apalagi bagi orang non muslim, mungkin mereka menganggap memang superti ini cara pesantren mendidik santrinya, dan lagi-lagi, yang mendapat cap kekerasan adalah islamnya.
Kami juga biasa menghadapi santri, para ABG 'ndablek' sudah makanan sehari-hari, meskipun begitu terhadap santri persilatan (yang dikenal sebagai dunia keras) kami di PSNU Pagar Nusa tapi tidak pernah sekalipun melakukan hukuman sekeras ini.
Monggo kita semua instropeksi dan memperbaiki diri, semoga kekerasan ini jadi yang pertama dan terakhir, takkan terjadi lagi di pesantren-pesantren Jombang maupun di Indonesia, semoga Allah melindungi kita semua dari segala kesesatan, aamiin...
SELAIN BELAJAR HUKUM AGAMA TOLONG JUGA BELAJAR HUKUM NEGARA
Sebagai pendidik, baik itu guru di sekolah maupun ustadz di pesantren, tugas utama mereka adalah mendidik (bukan menghajar), mendidik dari bodoh jadi pintar, dari tidak tahu menjadi mengerti, dari gelap menjadi terang, kita semua pasti sepakat akan hal itu.
Apapun alasannya, dari video "kekerasan santri" yang beredar di kota Jombang akhir tahun 2014 ini sama sekali tidak bisa dibenarkan, sekali lagi apapun alasannya. Bukankah para ustadz di pesantren tersebut 'dipasrahi' para santri itu untuk di ajari ilmu, terutama ilmu agama? ya sudah kewajiban mereka untuk membetulkan anak-anak ini bila salah, dengan cara yang benar tentunya, benar dalam segala aspek hukum, hukum dunia maupun akhirat.
Para ustadz ini harus upgrade pengetahuan dan wawasan, bukan hanya belajar hukum akhirat, hukum dunia juga perlu tahu, andai mereka pahan hukum dunia,mereka akan tahu kalau tindakan kekerasan ini bisa menyeret mereka ke meja hukum, pasal penganiayaan bahkan pada anak di bawah umur andai para santri ini masih diusia sekolah. andai orang tua mereka ada yang tidak terima, melaporkan peristiwa ini, berurusan dengan hukumlah mereka, apa tidak sampai ke sana pikirannya? atau tidak paham? makanya itu fungsi upgrade wawasan dunia-akhiratnya.
Selain aspek hukum dunia yang perlu dipahami para ustadz ini adalah aspek psikologi anak. Punishment atau hukuman adalah hal yang wajar dalam proses belajar mengajar, begitu pula sebaliknya reward atau hadiah pun biasa bagi anak yang berprestasi. tapi hukumaan di sini tidak boleh melenceng dari sisi pembelajaran dan pendidikan, tidak boleh 'ngawur' dan suka-suka. harus ada parameternya, ini manfaat apa tidak, ini mendidik apa tidak, bagaimana psikologi anak pasca dihukum. mereka ini kategori anak nakal/badung yang harus diberi petunjuk untuk tahu kesalahan dan tidak akan mengulanginya, bukan dihajar dan diperlakukan seperti penjahat dengan dilucuti bajunya, ditali di kayu, dicambuk puluhan kali, ditonton puluhan (mungkin ratusan) santri lainnya, direkam juga, kalau mereka down, malu, minder, tidak mau sekolah, tidak mau belajar agama lagi, mau 'boyong' aja, siapa yang rugi dunia akhiratnya? ini yang terkadang belum terpikirkan. Saya sendiri mantan santri, jadi 100% paham rasanya menjadi santri.
Apa aspek psikologis dari kasus video kekerasan santri ini? luar biasa, orang yang selama ini menganggap Jombang kota tentram, Jombang kota santri akan berfikir dua kali kalau mau memasukkan anaknya ke pesantren di kota ini, terutama bagi orang awam. Apalagi bagi orang non muslim, mungkin mereka menganggap memang superti ini cara pesantren mendidik santrinya, dan lagi-lagi, yang mendapat cap kekerasan adalah islamnya.
Kami juga biasa menghadapi santri, para ABG 'ndablek' sudah makanan sehari-hari, meskipun begitu terhadap santri persilatan (yang dikenal sebagai dunia keras) kami di PSNU Pagar Nusa tapi tidak pernah sekalipun melakukan hukuman sekeras ini.
Monggo kita semua instropeksi dan memperbaiki diri, semoga kekerasan ini jadi yang pertama dan terakhir, takkan terjadi lagi di pesantren-pesantren Jombang maupun di Indonesia, semoga Allah melindungi kita semua dari segala kesesatan, aamiin...
Langganan:
Postingan (Atom)