Tokoh Muda NU: Indonesia Akan Kembali Ke Zaman Batu Jika Blokir Google dan YouTube



Tokoh Muda NU: Indonesia Akan Kembali Ke Zaman Batu Jika Blokir Google dan YouTube
Jumat, 10 Juni 2016 13:39 WIB


Jakarta, HanTer - Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) tidak setuju adanya desakan memblokir video YouTube dan laman pencarian Google seperti yang disampaikan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Alasannya Google dan YouTube merupakan jendela ilmu.

"Google dan YouTube adalah dua raksasa internet untuk pengantar kita ke dunia pengetahuan. banyak positifnya daripada negatifnya," kata tokoh muda NU, Dimas Cokro Pamungkas kepada Harian Terbit, Jumat (10/6/2016).

Menurut Dimas, Google dan YouTube menjadi negatif karena warga negara Indonesia masih kurang siap memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Tidak heran banyak penggunanya yang menggunakannya untuk mencari pornografi dan kekerasan. Bahkan sekarang Facebook juga penuh dengan postingan kekerasan. Kita samakan pemikiran di sini.

"Kita akan kembali ke zaman batu kalau sampai itu terjadi pemblokiran terhadap Google dan YouTube," tegasnya.

Lebih lanjut Dimas mengatakan, sebagai pengguna maka yang harus diakukannya adalah meminimalisir konten pornografi dan kekerasan bisa diakses di negeri ini. Karena minat internet Indonesia termasuk terbesar, sayangnya yang di cari hal berbau pornografi dan kekerasan.

Sebagai solusi, ujar Dimas, maka Kementerian Kominfo atau pemerintah harus duduk bersama satu meja dengan Google dan YouTube, untuk mensortir konten yang masuk Indonesia. Pemerintah harus bisa bernegosiasi untuk mensortir secara ketat segala info terkait konten pornografi, kekerasan, hal-hal yang negatif terutama bagi anak muda yang bisa memicu tindak kriminal semacam pemerkosaan atau tindak kekerasan

"Ini menyangkut moral rakyat, kita punya bargaining politik yang bisa menekan Google dan YouTube. Mereka pasti menghitung besarnya pengguna internet dari negeri ini," jelasnya.

Seperti diketahui ICMI mendesak pemerintah memblokir Google dan YouTube karena berdasarkan penelusuran tim riset ICMI pada YouTube dan Google rentang waktu 2010-2016, Indonesia merupakan negara pengakses terbesar kedua situs tersebut. Namun yang memprihatinkan konten porno merupakan kata kunci yang paling banyak diakses dibandingkan konten pendidikan, ekonomi, agama dan sosial politik.

(Safari)